Ada Apa, Bukittinggi, Padangpanjang dan Pessel Ingin Keluar dari PSBB?

by -

Ada Apa, Bukittinggi, Padangpanjang dan Pessel Ingin Keluar dari PSBB?

Semangatnews, Padang- Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar- PSBB di Sumatera Barat akan berakhir besok 29 Mei 2020. Namun tiga daerah telah menyatakan keinginannya untuk keluar dari kemelut PSBB ini. Tiga daerah itu adalah Kota Bukittinggi, Padang Panjang dan Pesisir Selatan. Ada apa?

Hal ini terungkap tadi malam saat vidcon dengan  Wakil Gubernur, Walikota Bukittinggi dan Padangpanjang serta  Dekan FKM Unand  Defriman Djafri.

Vidcon dengan host Jonnedy Kambang(IJTI) menyorot PSBB di Sumbar apakah lanjut atau masuk pada fase new normal.

” Masalah tersebut akan dirapatkan besok(hari ini,red) dengan 19 kabupaten/kota bersama unsur forkompimda dan MUI, serta tokoh adat,” ujar Wagub Nasrul Abit.

Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmartias sangat antusias untuk keluar dari PSBB. Sebab, dari evaluasi timnya PSSB kurang efektif, tidak diindahkan masyarakat.

“Yang ke pasar ya ke pasar juga yang ke masjid apalagi. Kita tidak punya kekuatan hukum untuk menindak mereka”, tukas Ramlan seraya melanjutkan orang sholat di masjidnya dilarang.

Untuk itu Walikota Bukittinggi berharap keluar dari PSBB, namun aturannya akan lebih ketat dari PSBB itu sendiri. Salah satunya adalah melarang warga lain masuk ke Bukittinggi.

Dengan diberi kewenangan mengatur masalah penangan covid 19 ini, Bukittinggi akan membuka pasar dan pusat keramaian, termasuk objek wisata kebun binatang. Pada fasum yang dibuka  itu kita akan terapkan protokol covid 19, tandasnya.

Kecuali itu, masalah pendidikan akan dibuka kembali dengan skenerio baru, tidak seperti sekolah sebelumnya. Yang belum kita toleran adalah sekolah PAUD ,TK, SD kelas 1 dan 2.

Ramlan juga mengamati PSBB itu titik fokusnya adalah di 10 titik pintu masuk Sumbar. Disitu PSBB akan efektif dalam mengantisipasi pergerakan manusia baik yang masuk maupun keluar.

Sejak adanya PSBB kota Bukittinggi kehilangan pendapatan lebih kurang Rp 8 miliar. Pendapatan anjlok hingga 80 persen.

Wako ini menyebutkan bahwa 40 persen penduduk Bukittinggi adalah pedagang. Di pasar Aur Kuning saja ada 10 ribu pedagang, sebutnya.

Wakil Gubernur Nasrul Abit, saat menanggapi keinginan Wako Bukittinggi , Padangpanjang dan Pessel, menyambut baik. Ini yang kita sebut kearifan lokal(local wisdom).

Jika itu memang efektif, kenapa tidak. Tapi besoklah ( hari ini) finalnya saat 3 kepala daerah itu mempresentasikan keinginannya dihadapan rapat yang dipimpin Gubernur, sebut Nasrul Abit.

Bagi Walikota Bukittinggi, biarlah warga aktif kembali seperti semula dengan penerapan yang lebih ketat sesuai SOP Covid 19.
Bila ada yang sakit ya kita obati dan yang sehat biarlah mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.(zln)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.