Akademisi Seni dalam Bingkai Komunitas: Memupuk dan Upaya Regenerasi Koreografer Sumatera Barat

by -

Hengki Armez Hidayat – Dosen Jurusan Sendratasik UNP

Kehidupan seni merupakan sebuah wacana. Yangmana ketika seni itu dapat dikatakan hidup, tumbuh dan berkembang apabila dibangun oleh beberapa unsur yang saling memberi dampak terhadap kehidupan seni itu sendiri.

Adapun beberapa unsur yang dimaksud yaitunya dengan adanya peran “pelaku seni” dan “pemerhati seni”. Pelaku seni dapat diartikan sebagai orang-orang yang bergerak sebagai “pegiat seni”. Sedangkan untuk “pemerhati seni” dimaksud adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk memberikan dorongan sekaligus stimulus, termasuk kepada pegiat seni agar senantiasa bergerak dalam dunia kesenian sebagai bagian dari unsur kebudayaan untuk melahirkan “karya-karya” serta “generasi-regenerasi baru” yang nantinya dapat mengusung identitas kebudayaan dan dapat dipandang oleh kebudayaan lain pun di dunia ini.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan seni berjalan seiring “ruang dan waktu”. Perkembangan dan pertumbuhan seni, khususnya tari di Indonesia turut dipengaruhi oleh koreografer-koreografer yang berasal dari kebudayaan Minangkabau yang terbentang dalam geografis wilayah Sumatera Barat. Sejak masa Hurijah Adam, Sofyani Yusaf Rahman, Gusmiati Suid, hingga awal dekade 2000an muncul nama-nama yang membanggakan Sumatera Barat.

Diantara koreografer-koreografer yang dapat dikenal baik pada nasional maupun internasional yaitunya seperti; Indra Yuda, Susas Loravianti, Joni Andra, Herlinda Mansyur, Ali Sukri dan Hartati. Selain mereka memiliki darah sebagai orang Minangkabau, namun juga mengabdikan diri pada lembaga pendidikan dan juga komunitas seperti dari Universitas Negeri Padang (UNP) yaitu Indra Yuda dan Herlinda Mansyur, dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang yaitu Susas Loravianti dan Ali Sukri, serta Komunitas Seni Tari Indonesia yaitu Hartati dan Joni Andra.

Hingga saat ini, jarang sekali terdengar nama-nama koreografer muda yang muncul dan konsisten untuk berkarya, baik di ajang nasional maupun Internasional. Ditambah lagi dengan kondisi dunia yang saat ini dilanda pandemi Covid 19 .

Dengan latar belakang diatas muncullah gagasan para koregrafer (Indra Yuda, Susas Loravianti, Joni Andra, Herlinda Mansyur, Ali Sukri dan Hartati) untuk menciptakan sebuah wadah dalam bentuk platform guna membangkitkan kembali semua potensi yang ada di Sumatera Barat dengan nama SEKOCI (Serikat Korteografer Cahaya Indonesia).

Platform yang didirikan tersebut mengusung program yang bertajuk “Festival MenTARI 2021” dengan tema yaitunya “Belakang Layar”. Tujuan dari kegiatan ini adalah menerapkan metoda mentoring secara intensif, efisien dan sistematis terhadap 10 Koreografer Sumatera Barat yang terpilih dengan latar belakang akademisi seni (Marya Danche, Hendri, Afrizal, Yesriva Nursyam, Denny Mayosta, Syafrini, David Putra Yudha, Ifra Ganis, Mutya Rianti dan Nurima Sari).

Materi mentoring terdiri dari 5 aspek; 1) Koreografi didampingi oleh Hartati, 2) Gagasan didampingi oleh Heru Joni Putra, 3) Musik tari didampingi oleh Taufik Adam, 4) Artistik didampingi oleh Hanafi dan 5) Dramaturg didampingi oleh Adinda Luthvianti. Dilakukan selama 3 bulan melalui Zoom Cloud dan kemudian hasil proses karya dari peserta mentoring (10 Koreografer) dipertunjukkan dalam bentuk Festival MenTARI 2021.

Pendampingan ini dilakukan dalam bentuk kerja laboratorium (choreoLab) yang dibutuhkan dalam sebuah proses berkarya. Sehingga sesuai dengan kerja dalam program ini maka kami istilahkan dengan Teman Berproses sedangkan bentuk dari kegiatan mentoring yaitu berupa Ruang Reka – Cipta Tari”.

Susas Rita Loravianti sebagai ketua pelaksana kegiatan festival ini dalam kesempatannya menyampaikan bahwa,,,“Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah bagi generasi-generasi muda/ pegiat seni Sumatera Barat untuk menjalin kerjasama dan silaturahmi, kemudian menjadi kegiatan yang berkesinambungan setiap tahun”.

Hartati juga menyampaikan bahwa, kata “MenTARI; merupakan sebuah metafor; yang memiliki maksud memulai cahaya terang dalam merancang kegiatan festival melalui mentoring/ pendampingan”.

Hasil dari proses yang telah dilakukan selama 3 bulan, sebagai tujuan akhir program SEKOCI dengan Tema “Belakang Layar” pada tahun 2021 ini dipertunjukkan di Gedung Teater Mursal Esten, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang (6-8 April 2021) dengan menjalankan protokol kesehatan Covid 19 dalam.

Kegiatan Festival MenTARI 2021 ini juga tidak terlepas dari jalinan kerjasama beberapa Perguruan Tinggi/ intansi, yaitu Universitas Negeri Padang, Institut Seni Indonesia Padang Panjang, UPTD Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Djarum Fondation (Bakti Budaya).

Sedangkan penampilan karya 10 Koregrafer dalam Festival MenTARI akan tayang perdana :⁣ Sabtu – Minggu, 17-18 April 2021⁣ pukul 15.00 wib⁣ di Youtube Indonesia Kaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.