Berdasarkan keputusan pengurus PWI pusat, Sumatera Barat telah ditetapkan sebagai d Peringatan Hari Pers Nasional untuk tahun 2018 mendatang.
Hasrat dan keinginan Sumbar menjadi tuan rumah sebenarnya sudah diidamkan sejak tahun 2008 yang direncankana pada HPN tahun 2010. Namun situasi berkata lain Sumbar pada tahun 2009 dihantam gempa dasyat dengan kekuatan 8,9 SR. Hasrat dan keinginan Sumbar terpaksa dibungkus, di kubur dalam hati.Yang suatu waktu dapat dikembangkan lagi.
Dua tahun lalu ketika HPN 2016 di NTB. Keinginan Sumbar menjadi tuan rumah HPN dicetuskan kembali. Rencananya pada HPN tahun 2017 agar bergulir ke Padang. Namun agaknya Sumbar kalah berlobi dengan Maluku, maka jatuh HPN di Ambon Manise. Dengan demikian tercatatlah bahwa Indonesia wilayah timur dua kali berturut-turut sebagai tuan rumah HPN.
Insha Allah tahun depan Sumbar siap jadi tuan rumah HPN. Lalu apa yang harus dipersiapkan?.
Iven ini harus sukses dan bernilai lebih bagi masyarakat luas. Jika tidak,maka yang muncul adalah upat cerca. Oleh karena itu mari kita persiapkan segala sesuatunya dengan baik dan bermulti dampak. Mari kita galangan dukungan semua pihak. Sebab pada hakekatnya acara kita bersama dan bersama sama pula kita mensukseskannya.
Salah satu yang amat segera dipersiapkan adalah tentang apa maskot HPN Sumbar. Setiap daerah yang telah pernah nenyelenggarakan hpn ini selalu ada maskotnya. HPN di Bengkulu maskotnya adalah bunga Raflesia. Maskot adalah sesuatu benda yang melambangkan kekhususan suatu daerah.
Bagi Sumatera Barat untuk mendapatkan sebuah maskot adalah hal yang mudah.Sebab banyak kecirikasan daerah yang dapat ditampilkan, apakah dari tumbuh2an atau binatang.
Tatkala maslah maskot ini dimunculkan di grup What App, maka bermunculan usulan demi usulan. Mulai dari burung kuwau yang dianggap telah langka sampai ke binatang kecil seperti cingkariak. Mulai dari yang mengusulkan ayam kinantan sampai ke burung murai batu. Tentu dengan argumen masing-masing.
Namun dari sejumlah usulan tersebut yang mendapat dukungan terbanyak agaknya adalah usulan Dirwan Ahmad Darwis. Ia mengusulkan kerbau SIBINUANG SAKTI. yang dalam legenda minang sangat terkenal. Akan kah pilihan jatuh ke sini. Jika iya maka yang perlu diperlombakan adalah desain grafisnya saja lagi.Semoga
