Dalam 154 Tahun Inilah Hujan Tertinggi Sehingga DKI Berubah Jadi Lutan

by -
IMG_20200103_103228

Semangat,Jkt- Di era sebelumnya banjir di Jakarta begitu dahsyat. Bundaran HI jadi lautan coklat, Kemang jadi Swimming Pool dan sebagainya, padahal curah hujan saat itu tidak sebesar curah hujan di tahun 2020 ini.

Sebagaimana diketahui, banjir melanda Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta dan lainnya akibat curah hujan yang begitu dahsyat, sejak hari Selasa (31/12/2019) menjelang pergantian tahun.

Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya di awal tahun 2020 ini murni akibat curah hujan yang sangat tinggi, yang tidak pernah terjadi di era Gubernur Jokowi, Ahok dan lainnya.

Curah hujan pada tahun ini disebut sebagai yang tertinggi sejak 154 tahun yang lalu.

“Dari pengukuran meteorologi tercatat pertama kali zaman Belanda tahun 1866. Hujan tertinggi tahun 1866 hanya 185,1 mm/hari,” kata Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto kepada wartawan, Kamis (2/1/2020).

Siswanto mengatakan bahwa banjir besar pun sebelumnya pernah melanda Jakarta pada zaman Belanda. Menurut catatan BMKG di Kwitang, curah hujan tertinggi tercatat 125,2 mm/hari.

“Banjir Besar Zaman Belanda tercatat terjadi di tahun 1918 pada 20 Februari, waktu itu curah hujan tercatat di Kwitang (Kantor BMKG zaman itu) hanya 125,2 mm/hari,” jelasnya.

Dia memaparkan catatan curah hujan terkait banjir besar di Jakarta dari tahun-tahun sebelumnya. Berikut ini catatannya:

1866: 185,1 mm/hari

1918: 125,2 mm/hari

1979: 198 mm/hari

1996: 216 mm/hari

2002: 168 mm/hari

2007: 340 mm/hari

2008: 250 mm/hari

2013: > 100m m/hari

2015: 277 mm/hari

2016: 100-150 mm/hari

2020: 377 mm/hari

Berikut ini pengukuran curah hujan wilayah Jakarta dan sekitarnya oleh BMKG pada 1 Januari 2020 pukul 07.00 WIB (terukur mulai 31 Des 2019 pukul 07.00 WIB hingga 1 Januari 2020 pukul 07.00 WIB):

 

1. Staklim Tangsel 208,9 mm

2. Stamet Curug 54 mm

3. Stamet Cengkareng 148 mm

4. Stamet Kemayoran 131 mm

5. Stamar Tanjung Priok 146 mm

6. Pos Hujan Bd Ciputat 184,9 mm

7. Pos Hujan Teluk Naga 106,5 mm

8. ARG Tomang 225,6 mm

9. ARG Manggarai 189 mm

10. AWW TMII 335,2 mm

11. ARG Ciganjur 110,4 mm

12. ARG Sukapura 179,8 mm

13. AWS Puspitek 55,2 mm

14. ARG Sepatan 82 mm

15. ARG Jatiasih 259,6 mm

16. ARG Teluk Pucung 234,6 mm

17. ARG Muara 132,6 mm

18. ARG Jagorawi 131,5 mm

19. AWS UI 91,6 mm

20. ARG Katulampa 57,4 mm

21. AWS IPB 75,8 mm

22. Pos Hujan Ragunan 155 mm

23. Pos Hujan Rorotan 172 mm

24. TNI AU Halim 377 mm.( zln)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.