Epyardi Asda Meradang, Sirukam Merekam

by -

Epyardi Asda Meradang, Sirukam Merekam

Oleh Zulnadi,SH

Siapa yang tak kenal dengan Epyardi Asda-EA, eks katpen kapal yang dulu politisi PPP kini berlabuh ke PAN. Pernah jadi anggota DPR RI dari partai berlambang Ka’bah.


Saya kenal, tapi tidak kenal betul. Suatu ketika Ia pernah mampir di kantor PWI, ditemani Rony Putra(alm).

Kalau tak salah EA ketua PPP Sumbar dan Rony salah seorang pengurus pula. Datang bincang bincang soal kadernya yang tengah berkasus. Setelah itu, tidak pernah datang lagi.

Ia adalah putra Solok yang terkenal royal dan dermawan, konon bakal bertarung pada Pilkada 2020 ini.

Tentu saja aktualisasi diri perlu dilakukan dan Ia pun mengumpulkan massa di kampungnya bernama Sirukam, kecamatan Payuang Sekaki, Kamis 30 April 2020.

Bagi-bagi bingkisan untuk dunsanak di kampung adalah hal yang wajar sekali, terlebih bertepatan dengan bulan suci ramadhan dan adanya bencana nasional berupa wabah virus corona 19. Akibat virus ini, ekonomi masyarakat ambruk, usaha dan pekerjaan terhenti seketika.

Tentu saja bantuan EA  ini, sangat berarti bagi masyarakat dan imbalan pahala bagi EA sendiri. Walau dibalik itu  masyarakat sudah tahu ada maksud dan tujuan.Ada udang di balik bakwan.

Hanya saja momen tidak pas. EA  sebenarnya sudah tahu bahwa Sumbar tengah menerapkan Pembatasan Sosial  Berskala Besar-PSBB.

Saat daerah menerapkan PSBB  tentu saja dilarang dan dibatasi mengumpulkan orang lebih dari 6.

Bahkan untuk sholat berjemaahpun di masjid  sementara waktu dihentikan. Masyarakat diminta untuk sholat di rumah masing-masing sampai situasi covid 19 ini reda.Tak hanya sampai disitu, warga yang mau resepsi, hajatan dan sejenis, harus ditunda selama ada PSBB.

EA adalah  seorang tokoh nasional, yang mestinya menjadi panutan bagi tokoh di daerah. EA lah seharusnya memberikan contoh dengan mematuhi segala ketentuan selama PSBB diterapkan.

Bukan sebaliknya, justru melanggar dan mengangkangi PSBB tersebut.

Peristiwa 30 April 2020 di Sirukam itu, setidaknya menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat Solok. Mungkin saja ada yang pro dan kontra. Yang pro tentu yang mendapat bingkisan saat itu. Yang kontra adalah sebaliknya warga yang datang tapi tidak kebagian.

Namun catatan yang tak bakal habis adalah oleh aparat yang bertugas saat itu. Yang terlibat langsung dalam pembubaran. Ia diancam dan dikatai-katai( diomeli) di hadapan atasannya bernama Yulfadri Nurdin, Wakil Bupati Solok.

“Ini Satpol PP kalian dibayar oleh gaji rakyat, nakut-nakutin rakyat kalian semua. Insyaallah kalau saya jadi bupati orang-orang seperti anda ini tak akan ada lagi di tempat saya,” tegasnya.

Kepala Satpol PP kabupaten Solok dengan tenang dan penuh wibawa tak terpengaruh dengan omelan EA itu. Tugas tetap dilaksanakan, karena itu menjadi tanggungjawabnya.


Mungkin saja dalam hati, Efriadi yang Kasat Pol PP Solok, berkata. Oo itu nanti, nanti pula itu dipikirkan.

Sekarang ini tugas kami dan itu harus kami laksanakan. Mungkin juga terselip doa, mudah2an bukan anda yang jadi Bupati.

Yang menjadi pertanyaan kita, acara EA ini dihadiri pula oleh Wakil Bupati Solok bernama Yulfadri Nurdin. Dalam tim gugus tugas Covid 19 tingkat kabupaten, kita yakin, Dia  termasuk yang bertanggungjawab. Lalu kenapa Ia ada disana.


Anak buahnya Pol PP  di omeli justru Ia diam. Anehnya ikut pula membagi bagi bingkisan. Rakyat merekam, yang suatu ketika dikeluarkan kembali.


Peristiwa Sirukam adalah suatu peristiwa yang memperlihatkan sosok aslinya EA yang terkesan otoriter dan maunya sendiri, meskipun harus melabrak aturan.


Ini suatu kerugian besar bagi EA, bila memang dia ingin bertarung dalam Pilkada kabupaten Solok.

Percayalah peristiwa ini akan dijadikan ladang bagi lawan politiknya yang akan bertarung menuju Solok kabupaten 1.

Antipati pertama adalah bagi Pol PP sendiri, yang secara birokrasi akan melaporkan secara berjenjang kepada pimpinannya (vertikal). Secara horizontal akan diceritakannya kepada pejabat lain di kabupaten Solok.

Tujuan baik pada proses dan momen yang tidak tepat, bukannya mengundang empati, melainkan antipasi. Untung saya bukan dan tinggal di Solok.( pemimpin redaksi semangatnews)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.