Semangatnews, Ulakan, Padang Pariaman – Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno melakukan peletakan batu pertama pembangunan Situs Gimba Syekh Madinah Ulakan Padang Pariaman, Rabu (13/3/2019).
Dalam sambutannya ia mengutarakan keterkejutannya mendengar penjelasan salah seorang Urang Tuo (orang tua) Adat Nan Sapuluah di Nagari Ulakan, Tapakih, Katapiang Kabupaten Padang Pariaman, M. Zamir Datuak Rangkayo Rajo Mangkuto, mengatakan bahwa Syekh Madinah merupakan guru dari Syekh Burhanuddin yang berada di Ulakan Padang Pariaman.
“Penjelasnya ini membuat saya terkejut, di Ulakan terkenal dengan Syekh Burhanuddin, ternyata ada yang lebih berperan dengan membawa ajaran agama Islam di Minangkabau, yaitu Syekh Madinah,” kata Irwan Prayitno.
“Syekh Madinan yang bernama Abdullah Arif alias Abu Hair yang merupakan murid dari Imam Malik, banyak berjasa dalam mengembangkan ajaran agama Islam di Ranah Minang ini, yang diawali dari desa Taluak Busuak Pantai Ulakan Panjang,” ucapnya.
Gubernur Sumbar berpesan, supaya Dinas terkait dapat menyikapi dan pelajari sejarah ini, buatkan buku sejarah tentang Syekh Madinah yang lebih sempurna, agar sejarah ini tidak hilang begitu saja dengan memberitahukan kepada anak, kemenakan dan cucu kita nantinya.
Selanjutnya gubernur memberika apresiasi kepada M. Zamir yang telah mengingatkan kita semua akan sejarah Syekh Madinah. Tentu dalam hal ini wajar dibangunnya Situs Gimba Syekh Madinah di Ulakan Padang Pariaman, apalagi Nagari Ulakan merupakan pusat berkembangnya agama Islam di Sumatera Barat.
Sebelumnya M. Zamir Datuak Rangkayo Rajo Mangkuto menceritakan sejarah singkat tentang “Syekh Madinah” di hadapan tamu undangan. Hadir pada acara tersebut DPD RI Leonardy Armainy, ketua TP PKK Sumbar Nevi Zairina, Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti, Kepala Biro Humas Setda Sumbar Jasman Rizal, Kepala Biro Bina Mental dan Kesejahteraan Rakyat Setda Sumbar Syaifullah, Forkopimda Padang Pariaman, dan undangan lainnya.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Zamir, bahwa Abdullah Arif alias Abu Hair adalah murid dari Imam Malik yang diutus untuk menyebarkan ajaran Islam kearah timur mengarungi Samudera Hindia.
Seiring dengan berjalannya waktu, sejarah ini pada akhirnya terdampar di pulau Perca (Sumatera) tepatnya di daerah Taluak Busuak yang sekarang disebut Pantai Pariaman yang pada saat itu terjadi perang dahsyat antara orang minang rantau Pasisie Padang Pariaman dengan bala tentara Kesultanan Aceh.
Pada saat itu Abdullah Arif menggunakan pakaian jubah lengkap dengan sorbannya yang mirip dengan seragam tentara Kesultanan Aceh, tentu masyarakat setempat langsung menyerang dan siap untuk membunuh. Abdullah Arif terdesak dengan lindungan Allah, dia menyebutkan Medinah.. Medinah.. Medinah pada dirinya. Salah seorang penduduk mengatakan, “mungkin orang ini berasal dari Medinah”.
“Sejak itulah Abdullah Arif dikenal dengan nama ‘Syekh Medinah’, dan masyarakat Taluak Busuak menerima Abdullah Arif sebagai bagian dari mereka,” ucap Zamir
Zamir menambahkan, singkat cerita
Syekh Medinah atau Abdullah Arif sudah lama tinggal dan bergaul hidup di Taluak Busuak, suatu saat beliau berpesan bila suatu saat nanti pengembaraan kami, tolong isi kedua botol kosong ini yang satu diisi dengan air dan yang satu lagi dengan tanah setempat, apabila kedua botol tersebut seimbang beratnya kalau ditimbang, maka disanalah tempat kita mengajarkan agama Islam.
Setelah beberapa saat menyusuri sungai Batang Gasia, maka Syekh Medinah akhirnya menemukan tempat yang dimaksud.
“Singkat cerita Syekh Medinah bertemu dengan si Kanun yang ingin menuntut ilmu tentang ajaran agama islam atas izin orang tuanya, hal ini membuat Syekh Medinah senang dan memeluk si Kanun,” tambahnya.
Dengan mengucapkan syahadat dihadapan Syekh Medinah, maka si Kadun resmi menjadi muridnya.
Rentang waktu berjalan si Kandun mengejar semua ajaran yang tertingga, sehingga dia bisa sejajar dengan kawan-kawan lainnya, bahkan melewatinya, ini membuat Syekh Medinah semakin sayang terhadapnya. Semua yang diajarkannya diikuti dengan sempurna, sehingga diberi nama Samparono yaitu ‘Pakiah Samparono’ dengan panggilan sehari-hari si Pono.
Dengan memanfaatkan tempat yang ada Gimba (pondok tempat tinggal sekaligus tempat mengaji) daerah Batang Gasie, tiba saatnya Pakiah Samparono harus pergi merantau untuk mendalami ilmu agama Islam, dikarenakan Syekh Medinah sudah tua dan sakit-sakitan.
Kemudian Syekh Medinah berpesan kepada si Pono, seandainya aku telah tiada, engkau harus memperdalam pelajaranmu ke Tanah Aceh dan belajar kepada sahabatku yang bernama ‘Syekh Abdur Rauf Singkil’, setelah mendengarkan semua itu si Pono langsung lemas.
Singkat cerita si Pono pergi ke Tanah Aceh untuk belajar dan akhirnya berganti nama dengan Syekh Burhanuddin, yang saat ini terkenal menyebarkan agama Islam di Minangkabau.
“Itulah cerita singkat sejarah dari asal-usul dari Syekh Medinah, mudah-mudahan menjadi perhatian dari pemerintah, agar bisa terbangunnya situs Gimba Syekh Madinah di sini,” ucapnya.