Indonesia Punya Peran Besar dalam Pertumbuhan Ekonomi Islami Dunia

by -

Indonesia Punya Peran Besar dalam Pertumbuhan Ekonomi Islami Dunia

SEMANGATNEWS.COM – Pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 telah menekan pertumbuhan ekonomi berbagai negara, termasuk pada sektor industri halal.
Pandemi ini juga menyebabkan penurunan pengeluaran (belanja) warga muslim global sekitar 8 persen.

Meski begitu, Indonesia dinilai memiliki potensi pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan dengan ekosistem yang kuat dengan memiliki peran besar dalam pertumbuhan ekonomi islami dunia.

“Saya menyajikan kebangkitan Indonesia yang terus berlanjut memiliki ekosistem yang kuat untuk memungkinkan partisipasi besar dalam peluang pasar global multi-triliun. Inilah salah satu yang paling menarik pasar untuk investor internasional saat ini,” ungkap CEO Dinard Standard saat tampil di webinar hybrid launching The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) di Rafles Hotel, Jakarta (17/11/2020).

Sementara, Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr (HC). KH. Ma’ruf Amin yang me-launching SGIER secara virtual, menyebutkan, The State of Global Islamic Economy Report ini sudah masuk edisi ke 8.

Menurut Wapres, SGIER merupakan acuan penting karena fokus memberikan analisis terkini perkembangan Islam global.

“Report ini mengetahui eksistensi Negara Islam saat ini. Peran ekonomi Islam di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang pesat karena produk Islam produk makanan halal, pariwisata, kosmetik, dan media rekreasi juga meningkat,” kata Wapres.

Semua sektor tersebut, menjadi bahan penilaian islamic indicator. Dan Indonesia menurutnya, masuk 10 besar dari indikator-indikator tersebut.

Bahkan masa pandemi Covid-19 menjadi momentum kebangkitan ekonomi halal. Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr (HC). KH. Ma’ruf Amin menyatakan “Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia pada 2024”.

Sedangkan Ketua IHLC, Dr. Sapta Nirwandar menyampaikan, dari laporan The State of The Global Islamic Economy Report 2020/2021, ada penurunan belanja warga muslim yang terjadi di semua sektor industri halal akibat dampak pandemi Covid-19.

Namun, seluruh sektor industri tersebut akan kembali bangkit ke tingkat pengeluaran pra-prandemi, di akhir 2021. Pengeluaran warga muslim diperkirakan akan mencapai 2,3 triliun dolar AS pada tahun 2024 pada Tingkat Pertumbuhan Kumulatif tahunan (CAGR) 3,1 persen.

Setiap tahun Dinar Standrard mengeluarkan The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) yang merupakan laporan perkembangan ekonomi Islam global. Peluncuran SGIER tahun ini dilaksanakan di beberapa kota di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Jakarta secara hybrid, online dan pertemuan terbatas dengan mengikuti protokol kesehatan covid-19, Selasa, 17 November 2020.

Selain Indonesia, SGIER diluncurkan di kota pusatnya Dinar Standard, Dubai (16 November 2020), Kuala Lumpur (18 November 2020), Marocco (19 November 2020), London (20 November 2020), dan madrid (23 November 2020).

“IHLC menjadi partner untuk peluncuran dan menerjemahkan ringkasan eksekutif (executive summary) ke dalam bahasa Indonesia,”ungkap Ketua IHLC, Dr. Sapta Nirwandar.

Dalam perkembangan industri halal, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dibandingkan negara lainnya.
Ia menjelaskan, di tengah pandemi tentu ada sektor yang mendapatkan tantangan lebih berat, seperti sektor pariwisata.

Tapi ada juga yang terdampak relatif ringan seperti sektor makanan dan minuman, yang bahkan cenderung stabil. Sementara sektor teknologi dan farmasi mengalami pertumbuhan pesat.

“Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengakselerasi produk dan jasa halal. Tidak saja untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mempunyai peluang untuk go-ekspor,” kata Sapta yang juga mantan Wakil Menteri Pariwisata Republik Indonesia ini.

SGIER 2020/2021 memaparkan, pada 2019 tingkat pertumbuhan belanja muslim mencapai 3,2 persen (year on year) dengan nilai sekitar 2,02 miliar dolar AS.

Sementara aset keuangan syariah dunia juga mengalami pertumbuhan tinggi, asetnya kini mencapai 2,88 triliun dolar AS.

Di tengah pandemi covid-19 akan mengalami penurunan belanja muslim global sebesar 8 persen. Namun, pengeluaran ekonomi halal akan kembali tumbuh di akhir 2021, kecuali sektor pariwisata.

Pandemi Covid-19 telah mencatat banyak perkembangan penting dalam ekonomi Islami, yang antara lain terjadinya percepatan transformasi digital, disrupsi rantai pasok global, dan naiknya fokus pemerintah pada investasi yang berkaitan dengan keamanan pangan.

“Ekonomi islami global terus bertumpu pada delapan pendorong kunci, termasuk jumlah penduduk muslim yang besar dan bertumbuh, naiknya ketaatan pada nilai-nilai etis islami yang memengaruhi konsumsi, dan sejumlah strategi nasional yang ditujukan pada pengembangan produk dan layanan jasa halal.

Beberapa strategi ekonomi Islami nasional Indonesia yang paling menonjol aalah Undang Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH). Di samping itu, industri halal terus mengembangkan dirinya melalui pembangunan ekosistem yang komprehensif menuju Indonesia menjadi produsen produk halal dunia.

“Ini sejalan dengan tekad dan kebijakan pemerintah Indonesia menetapkan pada tahun 2024 akan menjadi pusat produsen produk halal dunia,” kata Sapta Nirwandar.**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.