Kumpulan Sketsa “Kota Padang Tercinta” Karya Body Dharma Siap Dibukukan

by -

Kumpulan Sketsa “Kota Padang Tercinta” Karya Body Dharma Siap Dibukukan

Oleh Muharyadi

Pengamat Seni Rupa dan Kurator

Tak salah memang jika banyak orang beranggapan bahwa, sumber informasi dan komunikasi secara visual kini hanya tertuju pada dunia fotografi yang mengandalkan teknologi digital ketimbang skill peformance manusia dengan kekayaan intelektualnya.

Memanfaatkan teknologi kamera yang kian canggih, tidaklah salah, karena ia juga sangat membantu merekam peristiwa penting berbagai obyek yang ada di muka bumi ini. Apalagi saat ini kamera HP dengan beragam fiturnya memudahkan seseorang mengambil gambar untuk merekan suatu pertistiwa dan momen-momen penting.

Tetapi menggambarkan suatu kota bersejarah dengan kekayaan sosial budaya maupun obyek wisatanya melalui sketsa secara visual sebagai simbol bahasa rupa melalui ritme garis-garis dipermukaan kertas atau kanvas berisikan seperangkat nilai-nilai di dalamnya bernilai estetis, merupakan sesuatu yang langka dilakukan.

Hal itu pulalah yang dilakukan seniman Body Dharma (65 th), asal Kayutanam, Padangpariaman Sumatera Barat dalam beberapa bulan terakhir di sela-sela kegiatannya membuat sketsa Indonesia sejak 2 tahun silam yang telah menyelesaikan 19 provinsi dari 34 propinsi.

Kali ini setelah 3 bulan berada di Sumbar, ia fokus mengerjakan sketsa Padang Kota Tercinta memakai tinta hitam putih di atas kertas hasil pengamatannya dari berbagai sudut kota Padang untuk kemudian dibukukan guna memperkuat pembangunan kebudayaan di ibu kota propinsi Sumatera Barat.

Kecendrungan Body Dhama merefresentasikan obyek-obyek sketsa berhadapan langsung kerap mengambil momen peristiwa budaya berisikan keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat, cara hidup dan cara pandang, dan kesenian di tengah-tengah masyarakat, merupakan obyek menarik untuk direkam yang kemudian direfresentasikan dengan mensugesti bentuk-bentuk obyek bermuatan artistik dan estetik mengandalkan kualitas garis.

Pada puluhan bahkan ratusan lembar sketsa hitam putih berisikan berbagai peristiwa kota Padang tercinta karya sektsa Body Dharma yang saya amati hampir satu persatu terlihat eksplorasi keanekaragaman peristiwa menjadi hal menarik untuk ditelusuri dan diamati dengan mata telanjang.

Akan sketsa-sketsa dalam ranah kreativitas Body Dharma, merujuk Soedarso, Sp, bahwa rekaman pada sketsa merupakan bentuk visualisasi obyek-obyek yang tampak, bila dan bagaimana relevansi karya dengan berbagai peristiwa/aktivitas sebagai tanda, penanda bahkan rambu-rambu, dimana ia diciptakan dengan menghayati obyek secara rinci, terurai bahkan rinci tanpa kehilangan nilai estetika yang melekat di dalamnya.

Penghayatan akan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu dapat berlangsung di lokasi maupun di luar lokasi melalui aktualitas dan emosional refleksi pencipta. Artinya rekaman peristiwa dirasakan berdekatan dari yang sesungguhnya.

Mengamati ratusan karya sketsa Body Dharma, saya menjadi teringat akan pendapat Kusnadi yang mengelompokan sketsa menjadi 2 (dua) bagian : (1). Sketsa berdiri sendiri (2) Sketsa “voor studi” seni lukis dibuat berdasarkan obyek yang ada.

Body Dharma memilih sketsanya berdiri sendiri yang sama nilainya dengan seni lukis, meski tidak diolah dengan warna-warni.

Kualitas garis-garis sketsa Body Dharma tampak menarik karena kapasitasnya mensugesti bentuk keanekaragaman obyek terlihat menonjol. Kualitas ini terasa diantara sketsa kota Padang dengan obyek “Pelantikan Wali Kota Padang”, “Angkot di Kota Padang”, “Festival Selaju Sampan Perahu Naga, acara tahunan di  Batang Arau, Pelabuhan Muara, Kota Padang, “Tari Piring, sebagai salah satu ikon  tari tradisional Minangkabau,Kantor Bank Indonesia Cabang Sumbar di Padang” dan “Bangunan Tua Kota Padangdan banyak lagi.

Di karya-karya ini kita menyaksikan festival garis-garisnya yang lincah, komposisi obyek tertata apik, bentuk serta karakter obyek sketsa yang dinamis lebih mempertegas obyek sesungguhnya. Bahkan bukan hanya itu,  sketsa-sketsanya selain menampilkan garis-garisnya yang lincah, meliuk, melingkar, datar dan tajam juga isian obyek-obyek yang diharapnya mampu tampil memukau dan menghipnotis mata.

Tarikan garis-garis sketsa Body Dharma yang lincah, spontan dan dinamis sebagaimana turut mendinamisasi bentuk maupun gerak di setiap obyek sketsa merupakan sarana yang paling singkat dan abstrak untuk menggambarkan suatu obyek dari beragam peristiwa.

Menyidik lebih jauh sketsa Body Dharma bisa ditelisik dalam dua hal,  yakni rekamam ; persoalan yang tersirat tidak sama artinya dengan tersurat, karena rekaman berbagai obyek dan peristiwa diantaranya fenomena peristiwa budaya melalui sketsa lebih pas dilihat dari relevansinya dengan apa yang diamati dan apa yang dikerjakannya.

Tetapi setidaknya pada sketsanya, terasa benar-benar menghayatinya obyek secara totalitas dalam ranah visual. Apalagi penghayatan akan beragam peristiwa melalui aktualitas dan emosionalitas refleksi jauh lebih tinggi nilainya karena diperkuat dengan kegiatan melihat, mengamati, menalar, menyaksikan bahkan terlibat langsung di lapangan sebagaimana tercermin dari banyak obyek dan peristiwa di kota Padang tercinta ini.

Kenapa Harus dengan Sketsa

Banyak seniman sketsa terkemuka yang juga sebagai pelukis atau pematung membuat sketsa berdiri sendiri sebagai bentuk karya seni murni. Di Indonesia tercatat beberapa sketsais terkemuka diantaranya S. Sudjojono, Ipe Mak’ruf, Nyoman Gunarsa, Widayat, Affandi, Henk Ngantung, Oesman Effendi. Nashar, Isnaeni MH, Harry Wibowo, Handoyo, Supono, Syahwil, Danarto, Body Dharma dan lainnya. Dari Eropa ada nama Henry Matisse, Edgar Degas, Kadinsky, Pablo Picasso, Vincent Van Gogh  dan lainnya.

Dalam perkembangan seni lukis moderen dunia termasuk, kehadiran sketsa merupakan bagian tradisi yang tidak dapat dipisahkan dari dunia seni lukis. Sketsa bagi bagi pelukis merupakan bagian awal proses penciptaan. Biasanya pelukis membuat sketsanya lebih dulu bahkan jumlahnya bisa lebih dari satu lembar, kadang berpuluh-puluh lembar sebelum dipindahkan kekanvas atau bidang lain sebelum menjadi lukisan.

Body Dharma satu diantara sedikit seniman sketsa penting di Indonesia yang sejak puluhan tahun silam kreatif merefresentasikan, memaparkan dan bereksplorasi melalui sketsa-sketsa hitam yang bertutur tentang berbagai peristiwa budaya melalui coretan garis-garisnya yang indah, spontan bahkan tajam. Dalam membuat sketsa ia setia mengambil obyek-obyek langsung di alam terbuka dari berbagai peristiwa unik, yang kadang luput dari perhatian untuk dijadikan momen penting sebagai catatan sejarah dalam ranah visual rupa.

Hal ini pulalah mengapa Body Dharma mengambil obyek “Padang Kota Tercinta” yang usianya sudah ratusan tahun itu menampilkannya beragam dinamika dan aktivitasnya melalui sketsa sebagai catatan penting bermuatan nilai-nilai sosial dan budaya bernilai estetis untuk kemudian dibukukan dan dipersembahkan kepada Kota Padang.

Apa yang kini dikerjakan Body Dharma yang sudah malang melintang berpameran di tanah air maupun sejumlah negara tetangga itu, setidaknya dapat menjadi bahan penting dalam bentuk karya seni rupa seperti sketsa untuk kemudian dapat menjadi catatan sejarah kota Padang secara visual dalam bentuk karya seni rupa seperti sketsa bernilai estetik dan kaya dengan beragam obyek di dalamnya.

Sketser Body Dharma yang pernah bergabung dengan “sanggar bambu” Yogyakarta di usianya yang tak muda itu, hingga kini tetap eksis membuat sketsa hitam putih yang kaya dengan beragam persoalan dan nilai-nilai yang diusungnya.

Kepada penulis, sketsa kota Padang tercinta yang akan dibukukan itu untuk diserahkan ke pemerintah kota Padang sebagai bentuk suatu kepeduliannya terhadap Padang dengan beragam kegiatan dan peristiwa yang ada di dalamnya. Hal ini merupakan cikal bakal yang suatu saat akan lahir buku sketsa “Wajah Indonesia” dari Sabang sampai Merauke dengan keanekaragaman peristiwa dan budayanya.

Tujuannya rekaman berbagai peristiwa melalui sketsa-sketsa hasil kreativitas coretan garis-garis yang indah, lancar, spontan dan penuh ritme itu setidaknya dapat mengilhami sumber sejarah dalam persepektif ranah visual, termasuk sketsa kota Padang sebagai ibu provinsi Sumatefra Barat yang kaya dengan nilai-nilai budaya di dalamnya, ujar Body Dharma yang mengaku siap meluncurkan buku sketsa kota Padang tercinta dalam waktu dekat. (***)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.