Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 4 Halaman 157 158 159, Literasi: Bacaan 6

by -
Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 4 Halaman 157 158 159, Literasi: Bacaan 6
Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 4 Halaman 157 158 159, Literasi: Bacaan 6

SEMANGATNEWS.COM – Adik-adik, mari simak kunci jawaban Tema 7 Kelas 4 SD/MI, bacaan 6 berikut ini!

Tema 7 yaitu Indahnya Keragaman di Negeriku, Bagian Literasi. Bacaan 6 terdapat pada halaman 157 sampai 159.

Materi berasal dari Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017. Adapun pembahasannya berupa ‘Lomba Masak Makanan Nusantara’.

Semoga kunci jawaban ini dapat adik-adik gunakan sebagai pedoman daam belajar. Selain itu, kunci jawaban ini juga diharapkan dapat membantu orang tua dan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.

Lomba Masak Makanan Nusantara

Hari ini Hotel Asri akan mengadakan lomba masak memasakan Nusantara. Lomba diadakan dalam rangka HUT ke-10 Hotel Asri. Pesertanya adalah keluarga karyawan Hotel Asri. Berhubung ayahku bekerja di hotel tersebut, kami pun ikut serta dalam lomba ini. Ayah, ibu, Kak Anisa, dan aku menjadi peserta. Kami berempat akan berlomba dengan peserta-peserta lainnya.

Pada lomba ini, panitia sudah menyediakan bahan dan peralatannya. Semua peserta akan masak masakan Nusantara. Panitia sudah menyediakan resep dan bahan. Peserta tinggal meniru resep tersebut untuk dapat menghidangkan masakan yang dimaksud. Tentu saja peserta harus menyajikannya secara menarik.

Saat lomba pun tiba. Kami dan peserta lain sudah bersiap di tempat lomba. Kami mendapat nomor undian 8. Maka, kami pun menuju tempat lomba bernomor 8. Sudah ada resep masakan, bahan masakan, dan beberapa perlengkapan untuk menyajikan masakan.

Sesaat setelah ketua panitia mengumumkan bahwa lomba dimulai, ayahku membuka resep yang tersedia. ”Gulai Ikan Patin” demikian nama masakan yang harus kami masak.

“Hah, gulai ikan patin!” seru Kak Anisa.

Ternyata kami mendapat resep masakan gulai ikan patin. Kata ayah, masakan itu adalah masakan dari Jambi. Tiba-tiba saja kepanikan terjadi di antara aku, Kak Anisa, dan ibu. Kami sama sekali belum pernah mengenal masakan itu.

”Kita tidak perlu panik. Ayo, segera kita kerjakan bersama-sama,” kata ayah menenangkan kami. Maka, kami pun segera bekerja. Ayah dan ibu yang mendapat tugas memasak. Ayah dan ibu menyiapkan ikan patin beserta bumbunya. Cabai merah, lengkuas, serai, kunyit, bawang merah, dan bawang putih ditambah santan adalah bumbu yang mereka siapkan. Kami segera bekerja sesuai pembagian tugas.

Suasana di sekeliling kami ramai dengan celoteh para peserta dan bunyi peralatan masak yang kami gunakan. Peserta di sebelah kanan kami tampak panik. Mereka mendapat resep masakan rujak cingur, makanan khas Jawa Timur, padahal menurut ayah mereka penduduk asli Jakarta. Mereka bersuku bangsa Betawi.

Lain dengan dengan peserta di sebelah kiri kami. Mereka tampak tenang walaupun wajah mereka juga terlihat cemas. Ternyata mereka mendapat resep masakan ayam taliwang, masakan dari Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kata ayah, mereka bukan orang NTB. Mereka berasal dari Minahasa. Berdasarkan informasi yang ayah dapatkan, resep yang didapat setiap peserta bukan didapat secara spontan. Akan tetapi, panitia sudah mengatur agar setiap peserta tidak mendapat masakan dari daerah asalnya. Bagus juga ide panitia.

Waktu berjalan cepat. Waktu yang disediakan panitia sudah hampir habis. Masakan kami sudah selesai. Ibu sudah menempatkan masakannya di piring saji. Aku dan Kak Anisa mulai menghias masakan. Kemudian, kami meletakkan gulai ikan patin, masakan kami, di meja yang sudah kami hias dengan rumah khas Jambi.

Satu demi satu peserta pun sudah menyelesaikan masakannya. Mereka segera meletakkan di tempat penyajian. Sungguh indah tempat sajian itu. Aku melihat ada miniatur tugu monas. Ada juga beberapa bentuk rumah adat. Bahkan, ada juga hiasan yang menggambarkan potensi alam daerah tertentu. Semua unik. Semua menarik. Tempat menyajikan makanan menjadi seperti Indonesia mini.

Penilaian masakan pun dilaksanakan. Jurinya adalah para juru masak di Hotel Asri dan pimpinan Hotel Asri. Mereka sangat teliti. Setiap masakan dirasakan. Setiap hiasan diteliti. Setelah semua selesai dinilai, para peserta dipersilakan makan siang dengan menu masakan seperti masakan yang dilombakan. Panitia sudah menyediakan sejumlah jenis masakan dalam jumlah cukup.

Karena penasaran, aku mengajak keluargaku memilih makan dengan lauk gulai ikan patin. Ternyata rasanya sangat enak. Ayah dan ibu tersenyum setelah merasakan gulai ikan patin itu. Kata ayah, rasa masakan ayah dan ibu tidak seperti gulai ikan patin yang mereka makan. Ada kekecewaan terbersit dalam hati mendengar pendapat ayah tentang masakan kami. Namun, ayah menghibur kami. Ayah meminta kami untuk menjadikan lomba ini sebagai pengalaman yang menyenangkan.

Pengumuman lomba pun tiba. Aku sudah tidak punya harapan untuk menang. Namun, penasaran siapa yang akan menjadi pemenang. Ternyata memang kami tidak menjadi pemenang. Pemenang pertamanya adalah kelompok yang memasak makanan khas Bali, ayam betutu. Pemenang kedua adalah kelompok yang memasak masakan khas Makasar, sop konro. Sementara itu, pemenang ketiganya adalah kelompok yang memasak masakan khas Riau, yaitu otak-otak. Aku pun kecewa karena pengumuman itu.

Tanpa aku duga ternyata juri juga menilai hiasan tempat kami menyajikan makanan. Aku dan kakakku terkejut saat juri menyebut kelompok kami sebagai pemenang I menghias masakan dan tempat penyajian masakan. Kata juri, kami menang karena hiasan rumah adat Jambi yang kami buat sebagai hiasan sungguh-sungguh mirip dengan rumah adat Jambi. Itu semua karena aku dan kakakku senang mengoleksi benda-benda hasil budaya, termasuk rumah adat. Jadi, kami sangat mengenal rumah adat Jambi.

Itulah pengalaman berharga yang aku dapatkan dari lomba memasak makanan Nusantara. Pelajaran penting dari lomba tersebut adalah keragaman budaya Nusantara bisa mempersatukan kami dalam kebersamaan. Sungguh luar biasa Indonesia, punya kekayaan budaya yang tidak dipunyai oleh negara lain. Maka, sudah sepatutnya kita bangga menjadi bangsa Indonesia yang penuh kemajemukan, tetapi tetap satu.

***

*)Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Sumber:
– Buku Guru SD/MI Kelas IV Tema 7 Kepemimpinan, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
– Buku Siswa SD/MI Kelas IV Tema 7 Kepemimpinan, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(Semangatnews.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.