Masa Tanggap Darurat Bencana Malalo Berakhir, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

by -

Semangatnews, Tanah Datar – Masa tanggap darurat terhitung dari 18 s/d 24 Januari 2020 pasca bencana tanah longsor dan banjir bandang yang melanda Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan beberapa waktu lalu, resmi berakhir dan ditutup Wakil Bupati Tanah Datar H. Zuldafri Darma, Jumat (24/1/2020), di Posko Bencana di Padang Laweh Malalo Batipuh Selatan.

Wabup Zuldafri Darma menghimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terutama yang berada di zona merah.

“Kita berdoa semoga bencana ini tidak terjadi di masa datang dan untuk meminimalisir atau agar tidak ada korban jiwa, diharapkan masyarakat agar selalu berhati-hati atas kemungkinan yang terjadi, jika perlu lakukan relokasi bagi masyarakat bermukim di zona merah,” ujarnya.

Di samping itu Wabup Zuldafri Darma juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih terhadap seluruh elemen yang telah bekerja keras dan bekerja sama selama masa tanggap darurat.

“Atas nama pimpinan daerah, Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada instansi terkait di pemerintah daerah bersama TNI, Polri, masyarakat dan relawan terus bekerja sama di berbagai kegiatan bersifat darurat, seperti pendataan awal korban, kerusakan infrastruktur, pembersihan lokasi terdampak bencana, normalisasi sungai, survei lokasi dan penyaluran bantuan kepada pengungsi, dapur umum dan banyak lagi kegiatan lainnya, semoga semua itu menjadi amal ibadah dan dibalas pahala oleh Allah SWT,” kata Wabup.

Adapun bantuan dana yang terdata pada posko bencana, tambah Wabup sebesar Rp.596.050.500,-.

“Bantuan saat ini tercatat berasal dari bantuan dana siap pakai dari BNPB Rp.250 juta, dari BTT Provinsi Sumbar Rp.250 juta, BAZNAS Provinsi sebesar Rp.50 juta serta bantuan donatur masyarakat Rp.46.050.500,. Dana ini nantinya akan kita pergunakan sesuai kebutuhan untuk penanganan akibat bencana ini,” tukasnya.

Sementara itu dalam rapat selepas apel gabungan, Sekretaris Daerah Tanah Datar Irwandi mengatakan, sebelum masuk masa transisi untuk melakukan normalisasi sungai, perbaikan infrastruktur dasar masyarakat, dan sebagainya, dapat dimulai dengan merangkum seluruh data risiko, baik risiko bencana sampai risiko ekonomi.

“Risiko itu nyata adanya, bagaimana kita bekerja sama dalam mendapat data semua risiko, dari sanalah dasar kita untuk melanjutkan masa tanggap darurat ke masa transisi itu,” ujar Sekda Irwandi.

Di kesempatan itu juga Fahmi Rahman seorang tokoh masyarakat menyampaikan, masyarakat di daerahnya masih gamang dan risau serta was-was terhadap potensi bencana susulan.

“Terima kasih kepada seluruh aparat dan masyarakat yang telah bersatu padu turut membantu penanganan bencana ini, tapi melihat kondisi cuaca kami masih merasa was-was terhadap bencana susulan, tentu kami berharap selepas masa tanggap darurat ini kami tidak di tinggal habis, namun kalau bisa kami berharap alat berat tetap di sini, dan kami juga siap bersinergi dan bekerja dengan pemerintah atau lainnya tentang langkah yang perlu di lakukan dalam penanganan bencana ini,” ujarnya.

Wali Nagari Padang Laweh Malalo Akhyari di rapat itu juga berharap, normalisasi sungai dan air minum serta air bersih dapat segera diatasi.

“Air bersih menjadi salah satu elemen penting yang sangat dibutuhkan masyarakat, walau di tepi danau, tentu air bersih yang sehat juga sangat diperlukan juga agar jangan sampai masyarakat juga terdampak penyakit lainnya,” harapnya.

Dalam kegiatan itu turut dihadiri Dandim 0307 Tanah Datar Letkol Inf. Edi S. Harahap, Kapolres Padang Panjang AKBP Sugeng Hariadi, Asisten Administrasi Umum Helfy Rahmy Harun, Kalaksa BPBD Tanah Datar Thamrin, Kadis PU PR Nofi Hendri, Kepala OPD, Camat Batipuh Selatan Herru Rahman, Forkopimca, Wali Nagari, tokoh masyarakat dan relawan lainnya. (rel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.