PEMBANGUNAN JALAN TOL DI SUMBAR TERKENDALA PEMBEBASAN LAHAN,SEMENTARA DIHENTIKAN

by -

PEMBANGUNAN JALAN TOL DI SUMBAR TERKENDALA PEMBEBASAN LAHAN,SEMENTARA DIHENTIKAN

SEMANGATNEWS.COM- PT Hutama Karya memastikan kelanjutan pembangunan ruas Jalan Tol Padang Pekanbaru, tetapi dengan syarat semua lahan bebas. Jika sampai Juni 2021 semua lahan bisa dibebaskan, jalan tol bisa diburukan selesai akhir 2022 mendatang.

Tetapi akibat kelambanan pembebasan lahan sebelumnya, PT Hutama Karya sekarang terpaksa memberlakukan dulu refocusing terhadap sumberdayanya di jalan tol Padang Sicincin.

Maksud dari refocusing ini adalah, karena penyiapan lahan untuk tol di Padang Sicincin belum kemas atau belum tuntas secara keseluruhan, maka sebagian sumber daya PT Hutama Karya, termasuk anggaran dipakai dulu ke lokasi ruas tol lain, terutama ruas utama tol Sumatera, seperti ruas tol Pekanbaru – Bangkinang.

“Karena percepatan pekerjaan ruas tol di sana relatif tinggi, maka sumberdaya PT Hutama Karya dari jalan tol Padang Sicincin kita pakaikan dulu ke sana. Itu prinsip dari kebijakan refocusing yang dimaksud oleh perseroan,” kata Project Director Jalan Tol Padang Sicincin, Marthen Robert Singal kepada wartawan di Padang, Minggu (7/3/2021).

Penjelasan ini disampaikan berkaitan dengan pemberitaan sebelumnya bahwa PT Hutama Karya akan menghentikan pembangunan jalan tol Padang Sicincin hanya sampai Km 6 atau STA 6+300 atau tepatnya di bengkolan dekat Rumah Makan Lamun Ombak, Kasang, Padang Pariaman.

Menurut Marthen, pihaknya dalam program refocusing ini memang lebih mempersiapkan penyelesaian pembangunan jalan tol sampai ke KM 6 itu, tetapi jika pembebasan lahan di atasnya kelar, maka akan terus dikerjakan juga

“Tapi kami mau fokuskan dulu jalan tol sampai Km 6 itu supaya bisa dimanfaatkan segera oleh masyarakat setempat,” papar Marthen.

PERSOALAN KEUANGAN

Secara ditail Marthen menjelaskan prinsip pemberlakukan refocusing adalah untuk mengatasi masalah keterbatasan anggaran yang dialami perseroan, termasuk mengoptimalkan penggunaan anggaran yang ada.

Dalam kasus jalan tol Padang Sicincin, jelasnya, daya serap anggaran relatif tinggi, sementara hasil pekerjaan yang dicapai selama tiga tahun baru mencapai 4,6 Km.

Termasuk total lahan yang berhasil dibebaskan baru mencapai 20 persen dari panjang keseluruhan 36 Km dari Padang ke Sicincin.

Pengalaman tahun lalu, dana peruntukan pembebasan lahan sebesar Rp204 miliar terpaksa dikembalikan ke pusat karena daya serapnya sangat rendah.

Tahun ini, katanya, pusat kembali mengalokasikan anggaran pembebasan lahan sebesar Rp200 miliar lagi. “Kita ingin lihat apakah progresnya bisa lebih maksimal dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Marthen.

Jika tim pembebasan lahan bisa memaksimalkan pembebasan lahan sampai Juni 2021, atau tersedia untuk proporsi badan jalan tol, maka pihaknya akan melanjutkan pembangunan ke lokasi tanah yang sudah dibebaskan tersebut.

Tetapi secara teknis Marthen menjelaskan meskipun lahan sudah dibebaskan, namun kontraktor belum bisa langsung membangun badan jalan. Sebab disitu terdapat kontur lahan berawa sedalam 17 meter. Jadi harus dilakukan perawatan rawa terlebih dahulu dan itu memakan waktu lima bulan.

Namun Marthen menjelaskan bahwa lahan yang sudah dibebaskan itu adalah benar benar yang sudah memiliki kelengkapan administrasi secara hukum, tanpa ada satu kekurangan pun. Misalnya tandatangan dari semua anggota kaum, jika tanah tersebut milik dari sebuah kaum yang dibuktikan juga dengan adanya ranji dari KAN setempat.

Marthen juga menambahkan bahwa pihak Hutama Karya saat ini sudah sangat proporsional dalam menghargai lahan milik masyarakat untuk tol.

“Harga terendah lahan untuk tol saat ini sudah mencapai Rp150 ribu per meter dan tertinggi Rp1,5 juta. Jadi tidak ada lagi istilah ganti rugi dalam tol Padang Sicincin,” tegasnya.

Marthen juga mengapresiasi tindakan cepat yang dilakukan Gubernur Sumbar Mahyeldi dalam meresfon perkembangan jalan tol Padang Sicincin terkini.

Sehari sebelumnya, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi yang juga didampingi Wakil Gubernur Audy bersama Sekda dan OPD terkait saat rapat percepatan pembangunan Sumbar menyatakan, bahwa pihaknya terus berupaya dalam percepatan pengerjaan jalan tol Padang-Pekanbaru.

Menurut Mahyeldi, pada prinsipnya tidak ada satupun yang menolak pembangunan, hanya sosialisasi saja yang belum maksimal.

“Kita berkomitmen agar pembangunan jalan tol tetap dilaksanakan. Hari ini kita bicara percepatan pembangunan. Hambatan yang ada harus diminimalisir dan carikan solusi sehingga pembangunan berjalan sesuai yang diharapkan. Kita inventarisir semua persoalan yang ada, sehingga terang benderang kendala apa yang sebenarnya terjadi. Lalu kemudian kita cari akar permasalahannya sehingga jelas langkah apa yang harus dilakukan. Saya meminta kepada semua pihak, agar segera menyelesaikannya dalam waktu tidak terlalu lama,” tegas Mahyeldi.

LAHAN MASIH JADI TANTANGAN

Pada kesempatan terpisah sebelumya, Direktur Operasi III PT Hutama Karya (persero) mengakui bahwa masalah pembebasan lahan untuk Jalan Tol Padang Sicincin masih jadi tantangan dalam memburukan pembangunan ruas feeder tol Padang Pekanbaru tersebut.

Meski demikian, katanya, dalam proses pembangunannya, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) selaku
owner Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Padang – Sicincin mengikuti sepenuhnya arahan dan
kebijakan yang diberikan oleh regulator yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rayat
(PUPR).

Termasuk, katanya, Tol Padang – Sicincin sepanjang 36 Km yang merupakan bagian dari koridor pendukung (feeder) yang berada di koridor Pekanbaru hingga Padang sepanjang 254 Km.

Diakui oleh Direktur Operasi III Hutama Karya ini bahwa dalam membangun proyek Tol Padang – Sicincin, perusahaan kerapkali dihadapkan oleh kendala di lapangan.

“Pembebasan lahan di wilayah Sumatra Barat memang masih menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan hingga saat ini.
Meski demikian, progress yang tidak begitu signifikan di ruas tol ini bukan karena pembangunannya yang lamban, namun perusahaan hanya dapat mengerjakan konstruksi tol sesuai dengan lahan yang telah dibebaskan. Jika tersedia kelebihan sumber daya, maka akan kami lakukan refocusing ke ruas
proyek tol lain yang lebih siap lahannya.” tutur Koentjoro.

Untuk mempercepat pembangunan Tol Padang – Sicincin, berbagai skema alternatif telah dilakukan oleh Hutama Karya selaku owner agar proyek dapat terus berjalan. “Berbagai skema alternatif tersebut mulai dari pengajuan penetapan lokasi (penlok) baru, relokasi trase, hingga koordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pembangunan ini. Hal ini kami lakukan untuk mempertimbangkan masyarakat setempat yang menyatakan bahwa tanah di sekitar pembangunan merupakan tanah pusaka dan produktif. Namun dalam pelaksanaannya, kami mengikuti sepenuhnya keputusan yang telah ditetapkan oleh regulator,” tutup Koentjoro, Direktur Operasi III Hutama Karya.

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.064 Km dengan 551 ruas tol konstruksi dan 513 ruas tol operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang
– Kayu Agung (189 Km), Tol Palembang – Indralaya (22 Km), Tol Medan – Binjai seksi 2 & 3 (15
Km), Tol Pekanbaru – Dumai (131 Km) dan Tol Sigli – Banda Aceh seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang
(14 Km).**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.