Perlunya Kolaborasi dan Komitmen Yang Kuat Untuk Mencapai Gerakan 100-0-100 di Sumbar

by -

Perlunya Kolaborasi dan Komitmen Yang Kuat Untuk Mencapai Gerakan 100-0-100 di Sumbar

Semangatnews, Padang – Menindaklanjuti pertemuan dengan perwakilan dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang lalu, Jumat (6/9) yang bertempat di ruang kerja Wakil Gubernur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengadakan acara Lokakarya Penuntasan Kawasan Kumuh Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di Hotel Kyriad Bumiminang, Senin (23/9/2019).

Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Ciptakarya Ir. Ignatius Widyananda, M,Soc.sc, Asisten II Setda Sumbar Benni Warlis, Kepala Biro Kerjasama Pembangunan dan Rantau Luhur Budianda, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar dan kepala perwakilan BUMN/BUMD dari CSR.

Dalam sambutannya Wagub Sumbar menyebutkan, kondisi Sumbar menurut data sejak tahun 2014 yang lalu, yang terhimpun dari Bupati dan Walikota tercatat 7.573,49 Ha. Data ini bisa menjadi penguatan komitmen dalam penanganan melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di wilayah Sumbar.

Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) adalah satu dari sejumlah upaya strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di Indonesia dan mendukung.

“Gerakan 100-0-100, yaitu 100 persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak, bisa terselesaikan dan masyarakat Sumbar akan menjadi sejahtera, lahir dan bathin, Aamiin …,” kata Wagub Sumbar.

Program Kotaku akan menangani kumuh dengan membangun platform kolaborasi melalui peningkatan peran pemerintah daerah, BUMN/D, perusahaan-perusahaan swasta dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan komitmen membangun Sumatera Barat.

Pada kesempatan itu Wagub Sumbar kepada Tim Penataan Kawasan Kumuh Sumbar dapat bekerjasama dengan perusahaan BUMN/D, perusahaan swasta
dan sekaligus meminta partisipasinya serta ikut terlibat dalam penataan kawasan kumuh serta betul-betul peduli dengan lingkungan di Sumbar.

Selanjutnya Wagub Nasrul Abit mengingatkan kawasan pemukiman masyarakat yang tergolong kepada kawasan kumuh. Masih banyak persoalan pada kualitas dan penempatan rumah-rumah disebuah kawasan yang tidak beraturan, persoalan air minum, sampah, sanitasi, jalan lingkungan, sampai pencegahan penanganan kebakaran serta ketersediaan ruang terbuka hijau.

“Kita contohkan kawasan Batang Arau (Muaro Padang) dulunya sarat dengan persoalan, rumah-rumah tidak beraturan, tidak sesuai dengan standar, masalah sampah, sanitasi, kesehatan dan banyak lagi persoalannya,” ujar Wagub Sumbar.

“Sekarang Alhamdulillah, dengan kolabarasi yang baik, Kementerian PUPR melalui Balainya, kawasan Batang Arau telah menjadi kawasan wisata baru di Kota Padang,” jelasnya.

Dengan pertemuan ini Wagub Sumbar mengajak Bupati dan Walikota beserta Pemprov Sumbar, bersama-sama melakukan kolaborasi yang baik, satukan data, singkronkan perwncanaan dan saling berbagi tanggungjawab di daerah masing- masing.

“Marilah kita budayakan rasa malu, malu kampung kita kumuh, malu buang sampah sembarangan, bersama-sama menjaga kebersihan, keindahan dilingkungan kita,” ajak Nasrul Abit.
#nov

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.