Stok Vaksin Cukup dan Pengalaman, Pemerintah Yakin Vaksinasi Bisa Terus Dipercepat

by -
Vaksin Sinovac tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Banten, Jumat (13/8/2021). (Foto: Amiriyandi/InfoPublik/DJIKP/Kemkominfo)
Vaksin Sinovac tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Banten, Jumat (13/8/2021). (Foto: Amiriyandi/InfoPublik/DJIKP/Kemkominfo)

SEMANGATNEWS.COM – Pada hari ini, Indonesia kedatangan vaksin tahap ke-47 berupa produksi Pfizer sejumlah 1.195.740 dosis.

Dengan kedatangan ini, Indonesia telah kedatangan sekitar 220 juta dosis vaksin dari berbagai merek, baik dalam bentuk bulk maupun vaksin jadi.

“Saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja sama semua pihak yang membuat kedatangan vaksin ini dapat terlaksana dengan baik,” ujar Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono, Kamis (2/9/2021).

Dia mengatakan, untuk vaksin produksi Pfizer, rencananya Indonesia akan mendapatkan 54,6 juta dari yang sudah diterima sekitar 1,5 juta dan hari ini merupakan kedatangan kedua hampir 1,2 juta dosis.

Dia juga menambahkan, sejak awal vaksinasi pada 13 Januari 2021 butuh waktu 26 pekan untuk mencapai 50 juta suntikan. Kemudian di akhir Agustus 2021 lalu, Indonesia berhasil mencapai 50 juta kedua hanya dalam waktu enam pekan.

“Jadi percepatan vaksinasi sudah sedemikian rupa sehingga kita makin lama makin punya pengalaman untuk melaksanakan vaksinasi lebih cepat,” ujar Wamenkes.

Dia juga menambahkan, selama Agustus lalu, stok vaksin bertambah sekitar 43 juta dosis dan distribusi vaksin sebanyak 15,2 juta di pekan ke-4 Agustus dan 20,3 juta di pekan ke-5 Agustus dan awal September.

Laju suntikan juga telah ditingkatkan menjadi 10 juta per 10 hari sejak Agustus. Untuk itu, dr. Dante optimistis target 2,3 juta dosis per hari pada September bisa tercapai.

“Diperlukan dukungan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, Dinas Kesehatan daerah, TNI, Polri, Organisasi Masyarakat, dan swasta untuk terus dapat mempercepat laju vaksinasi,” ujar dr. Dante.

Dia juga menyinggung tren penurunan kasus konfirmasi COVID-19 di berbagai provinsi terus berlanjut sebesar 25% dibandingkan pekan sebelumnya.

Diikuti dengan kesembuhan yang terus meningkat. Kementerian Kesehatan juga mencatat penurunan angka kematian mencapai 37% dibanding pekan sebelumnya. Begitu juga dengan positivity rate nasional juga menurun hingga 10,36%.

“Mudah-mudahan tren positivity rate makin lama makin turun, sejalan dengan berbagai protokol kesehatan yang kita kampanyekan dan berbagai vaksinasi yang sudah kita berikan kepada masyarakat,” ujarnya.

Dia mengingatkan, dengan semua perkembangan ini jangan membuat lengah. Menurut dr. Dante, sejumlah negara yang vaksinasi di atas 50% dari jumlah penduduk seperti Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan Jepang kembali mengalami lonjakan kasus.

Dia menyebut, hal tersebut karena protokol kesehatan yang tidak dijaga. Jadi walaupun Indonesia mengalami akselerasi yang cepat dalam vaksinasi, protokol kesehatan harus dijalankan supaya tidak terjadi lonjakan selanjutnya.

“Kita tetap harus waspada, tetap menahan diri untuk melakukan mobilitas, disiplin menjaga protokol kesehatan, dan segera divaksinasi. Karena vaksinasi dan protokol kesehatan terbukti mampu menurunkan laju penyebaran virus,” kata dr. Dante.

Dia juga mengimbau, pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan di daerah untuk terus mendorong percepatan vaksinasi bagi kelompok masyarakat rentan terutama lansia dan yang memiliki penyakit penyerta.

Hal ini sangat penting karena lebih 50% kematian di rumah sakit merupakan dengan penyakit penyerta. Saat ini vaksinasi untuk lansia juga masih rendah padahal rentan terpapar. “Untuk itu, agar kelompok ini jadi prioritas (vaksinasi),” ujarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tren positivity rate nasional terus turun hingga sekarang di 10,36%.

Provinsi dengan positivity rate kurang dari 15% terpantau di DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Papua, Maluku Utara, Banten, Maluku, NTB, Kepulauan Riau, NTT, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan.

Dokter Nadia menambahkan, kegiatan tes juga mulai menunjukkan kenaikan hingga mencapai rata-rata 112 ribu orang lebih dites dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai rata-rata 101 ribu orang. Sementara angka keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) secara nasional juga terus turun, sehingga beban rumah sakit lebih ringan.

Saat ini BOR nasional ada di kisaran 24%. “Jika dilihat BOR per provinsi, semua provinsi berada di bawah 60%,” ujar dr. Nadia saat memaparkan hasil Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Menurut dr. Nadia, Kemenkes terus mengikuti perkembangan dari laboratorium yang melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Sejak tahun 2020 hingga 29 Agustus 2021, dari total 5788 Sekuens SARS-COV-2, 2321 merupakan Sekuens Variant Of Concern.

Dari 2321 Sekuens Variant of Concern tersebut, 2240 nya merupakan Varian Delta (b.1617.2+ayx). Varian delta ini merupakan varian yang dominan bersirkulasi di dunia dalam 60 hari terakhir.

“Sebaran virus COVID-19 varian baru terus kita pantau dengan memperbanyak spesimen-spesimen untuk bisa dilakukan sequencing,” katanya.

Masih menurut dr. Nadia, per 31 Agustus, hampir 6000 hasil sekuensing telah diserahkan ke dalam database global. Saat ini varian Delta menjadi mayoritas hasil sekuensing di Indonesia, dengan total jumlah mencapai 2240 sejak ditemukannya varian Delta di awal tahun 2021.

Dokter Nadia menekankan bahwa varian ini memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi. Bahkan, studi terakhir menyebutkan, penularannya 5x lipat dari varian Alpha dengan masa inkubasi yang lebih pendek.

“Kita selalu memantau varian-varian lain yang mungkin bersirkulasi di Indonesia termasuk kemungkinan adanya varian lokal yang muncul di Indonesia,” ujarnya.

Oleh karena itu, dr. Nadia berharap pemerintah daerah dapat memantau wilayah masing-masing jika muncul klaster-klaster besar, atau jika ditemukan kasus COVID-19 pada individu yang telah mendapatkan vaksinasi dan segera dikonsultasikan untuk pengambilan sampel sequencing.

Dia melanjutkan, pihaknya juga memantau aspek-aspek lain yang berpotensi untuk berdampak pada situasi COVID-19 di tingkat nasional maupun daerah.

Salah satunya adalah tren pergerakan masyarakat. Salah satu gambaran situasi pergerakan masyarakat di Jawa Tengah, dapat dilihat bahwa level pergerakan di sektor retail sudah mendekati level seperti sebelum terjadinya pandemi.

Dokter Nadia mengingatkan, ada beberapa hal penting yang ingin digarisbawahi yaitu dengan adanya pelonggaran aktivitas masyarakat di berbagai sektor, maka perlu diantisipasi potensi peningkatan risiko penularan. Sebagaimana sebelumnya, peningkatan pergerakan selalu diikuti peningkatan kasus 2-3 pekan setelahnya.

“Selalu patuhi protokol kesehatan, ingat penurunan level bukan berarti boleh mengendurkan protokol kesehatan. Selain itu mohon dukungannya untuk kegiatan-kegiatan memutus penularan seperti mengikuti dan bekerjasama untuk pelacakan kontak, karantina, testing dan isolasi,” katanya.

Dalam kesempatan itu, dia juga menyebut, vaksinasi berdasarkan jumlah warga negara yang telah mendapatkan vaksinasi, Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia. Di atas Meksiko dan di bawah Jepang. Serta peringkat ke-7 berdasarkan total dosis suntikan diatas Turki dan dibawah Jerman.

Hingga 31 Agustus 2021 pukul 21.00, Indonesia juga telah menyuntikan lebih dari 100 juta dosis vaksin COVID-19. Kombinasi dosis 1 dan dosis 2 serta dosis booster ketiga bagi tenaga kesehatan.

Nadia juga menambahkan, laju suntikan meningkat 10 juta per 10 hari sejak bulan Agustus 2021. Menurutnya, laju vaksinasi pada bulan September ini dapat ditingkatkan sejalan dengan bertambahnya jumlah vaksin yang didistribusikan.

Dalam bulan Agustus sudah bertambah sebanyak 43 juta dosis vaksin yang diterima dan rata-rata telah mendistribusikan 8-15 juta dosis vaksin COVID-19 ke daerah.

Dia melanjutkan, Indonesia mencapai 50 juta dosis pertama sejak awal Januari hingga akhir Juni. Dan mampu mencapai 50 juta yang kedua hanya dalam waktu 2 bulan (Juli-Agustus).

“Kami akan terus mengingatkan kepada kita semua untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi. Pastikan kelompok-kelompok rentan dapat memperoleh vaksin,” ujar dr. Nadia.

Terakhir, dr. Nadia kembali mengingatkan, upaya 5M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi pergerakan, dengan upaya vaksinasi dan pelaksanaan 3T (testing, tracing dan treatment) harus berjalan bersama.

Prioritaskan vaksinasi pada orang-orang yang berpotensi parah jika terkena infeksi COVID-19 seperti para lansia dan orang-orang dengan penyakit penyerta.sekali lagi upaya 5M, 3T, dan vaksinasi harus berjalan bersama.

“Dan dengan kerja sama antar semua pihak termasuk didalamnya masyarakat, kita berharap dan terus berupaya untuk dapat mengendalikan pandemi COVID-19 ini di Indonesia,” katanya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.