Terlahir Kondisi Jantung Bocor dan Tanpa Anus, Gadis Mungil Asal Padang Pariaman ini Memprihatinkan dan Butuh Uluran Tangan

by -

SEMANGATNEWS.COM – Semua orang tua pasti menginginkan anaknya terlahir dalam kondisi normal dan tanpa kekurangan serta tumbuh sehat. Tetapi hal itu tidak dialami oleh pasangan suami istri muda asal Kabupaten Padang Pariaman ini.

Yaitu pasangan suami-istri Faisal Safri Andi (24) dan Dinda Madora (22) yang beralamat di Jorong Kampuang Aro, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan VI Lingkung.

Anak pertama dari pasangan yang tinggal jauh dikampung pedalaman “Tanah Piaman” itu mengalami berbagai penyakit yang cukup berat sejak lahir dan kini kondisinya sangat memprihatinkan.

“Ini adalah amanah dari Allah. Walaupun awalnya yang kami hadapi cukup berat tetapi bagaimapun kondisi anak harus diterima dengan ikhlas. Tanggung jawab kami sebagai orang tua, ya membesarkan dan membawa anak berobat. Ini kami upayakan dengan harapan bagaimana anak kami bisa sehat,” ujar Faisal ketika diwawancarai di Padang pada pertengahan Desember ini.

Putri cantiknya itu menderita berbagai penyakit. Dari tangan kanannya yang menyatu, jantung bocor hingga terlahir tanpa anus. Bahkan bagian paru-paru gadis mungil berumur 4 bulan itu juga mengalami infeksi.

Pada tangan kanan Sarah, tidak memiliki pergelangan dan jarinya tidak lengkap. Hanya berjumlah 4 karena tidak memiliki ibu jari. Kemudian, jantungnya bocor. Ada kebocoran seluas 3 milimeter pada jantungnya sehingga menyulitkan Sarah untuk bernafas. Tiap hari, Sarah sering sesak terkadang tubuhnya sampai membiru karena kesulitan bernafas.

Tak hanya itu saja, Sarah tidak memiliki anus. Kondisi terlahir tanpa anus tersebut, diketahui ketika Sarah sudah berumur 5 pekan. Selama 5 minggu itu, Sarah mengeluarkan kotorannya melalui alat kelaminnya. Untuk bisa buang air secara normal, Sarah harus menjalankan operasi berkali-kali untuk pembuatan lobang anus. Untuk sementara, perut bagian kiri gadis mungil itu terpaksa dilobangi sebagai saluran pembuatan pengganti anus.

Dengan penyakit yang dideritanya tersebut, tubuh gadis kecil bernama lengkap Sarah Arafah itu tidak berkembang secara normal.

“Sejak lahir di Jambi, Sarah awalnya hanya didiagnosa jantung bocor. Karena itu dirujuk ke M Djamil. Tanpa anus, tidak diketahui saat itu. Awalnya Sarah buang air besar tapi selalu menangis. Kami mengira itupun normal. Memasuki umurnya 5 pekan, ketika kami sudah di kampung baru dicermati, ternyata buang air besar keluarnya melalui alat kelamin. Ternyata Sarah tidak memiliki anus. Kami meminta rujukan terkait tanpa anus ini di RSUD Padang Pariaman ke M.Djamil Padang. Dengan kondisi penyakit yang diderita, berat badan anak, tidak sebanding dengan umurnya sekarang,” ujar Faisal.

Karena penyakit yang diderita Sarah tersebut, mau tidak mau kedua orang tuanya harus berjuang demi kesehatan buah hatinya itu. Keluarga yang tergolong kurang mampu itu, tiap hari membawa Sarah berobat ke M Djamil Padang. Dengan kondisi keuangan yang terbatas, Faisal bersama istri sempat terkatung-katung dan hidup seadanya.

Untung saja, pasangan suami istri tersebut tinggal di rumah singgah Baznas Sumbar yang berada tidak jauh dari M Djamil Padang. Sehingga meringankan beban mereka untuk membawa anak berobat selama ke rumah sakit setiap hari tanpa harus bolak-balik ke Padang Pariaman.

“Saya pun tidak bekerja karena harus membawa anak berobat setiap hari ke rumah sakit. Mungkin inilah jalan hidup yang harus kami jalani,” katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup selama di Padang, Faisal bersama istri hanya mengandalkan sumbangan dari donatur yang peduli dengan kondisi mereka. Meski tidak banyak, keduanya bersyukur dengan bantuan yang datang tidak terduga itu bisa menopang hidup mereka untuk berobat.

“Kalau saya bekerja, siapa yang akan mendampingi istri membawa anak untuk berobat. Biarlah saya mengalah, fokus untuk kesembuhan anak. Kadang, ada yang menitipkan uang untuk anak sesama penumpang satu angkot,” ucapnya.

Faisal pun sudah berupaya mencari bantuan untuk biaya hidup selama berobat anaknya di Padang tetapi tidak tau kemana harus mengadu. “Di kampung pun sudah mencoba mencari bantuan biaya berobat sampai ke pemerintah daerah, tetapi belum ada respon. Perjalanan kami untuk berobat anak masih panjang, bisa jadi sampai ke Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta,” ujarnya lagi.

Dengan kondisi keuangan yang minim tersebut, Faisal bersama istri berharap ada bantuan dari para dermawan. Bagi yang ingin menyumbangkan sedikit hartanya bisa menghubungi Faisal di nomor ponsel 081211865165 atau di WhatsApp 083173721317. (TIM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.