YouTube Digugat Atas Video Kekejaman Terhadap Hewan, Dituduh Gagal Menegakkan Aturan Dan Larangan!

by -
by
pict-ilst-ist.
pict-ilst-ist.

SEMANGATNEWS.COM – Nina Jackel, founder of Lady Freethinker mengatakan telah mendesak YouTube untuk mengambil tindakan terhadap video pelecehan hewan selama 18 bulan.

Pihaknya telah memberi perusahaan tersebut contoh pelanggaran di 146 saluran tahun lalu dengan lebih dari 2.000 video yang dilihat 1,2 miliar kali.
Menurut pengakuannya YouTube tidak menanggapi dan selama sebulan terakhir sekitar 70% dari video tersebut tetap online.
Bahkan ada beberapa video yang telah ada di situs tersebut selama bertahun-tahun dan telah dilihat ratusan ribu kali.

Beberapa juga memasang iklan untuk makanan hewan peliharaan atau persewaan liburan.

Itu berarti perusahaan induk YouTube, Google, berbagi pendapatan iklan dengan orang-orang yang memposting video tersebut.

Video-video itu sekarang menjadi subjek gugatan yang diajukan Senin lalu di Pengadilan Tinggi California di Santa Clara.

Lady Freethinker, organisasi kesejahteraan hewan nirlaba, menggugat YouTube dangan tuduhan melanggar kontrak.

Gugatan tersebut menuduh bahwa platform tersebut gagal untuk menghormati kesepakatannya dengan pengguna.

Yaitu dengan mengizinkan video pelecehan hewan untuk diunggah dan tidak mengambil tindakan saat diberitahu tentang konten tersebut.

Lady Freethinker mengatakan bahwa YouTube mengabaikan penandaan berulang kali video penyiksaan hewan oleh kelompok tersebut.

Padahal pada pedoman Komunitas YouTube, terdapat aturan tentang apa yang diizinkan di situs, yang menyatakan bahwa konten yang melecehkan hewan tidak diperbolehkan.

Larangan tersebut mencakup video di mana manusia secara fisik menyakiti hewan hingga membuatnya menderita.

Pedoman tersebut juga menyatakan bahwa YouTube tidak mengizinkan video di mana orang meminta hewan untuk bertarung atau melakukan penyelamatan yang menempatkan hewan dalam situasi berbahaya.

Sangat disesalkan bahwa YouTube telah memilih untuk menempatkan keuntungan di atas prinsip-prinsip perlakuan etis dan manusiawi terhadap hewan yang tidak bersalah.

Gugatan itu mencerminkan kritik berulang-ulang terhadap YouTube: Terlepas dari pedoman terperinci dan komprehensif tentang apa yang diizinkan, sulit untuk menegakkan dan mencegah video berbahaya dan mengganggu menjangkau lebih dari satu miliar pengguna.

Aplikasi ini tetap menantang bahkan ketika YouTube menambahkan ribuan pengulas manusia dan banyak berinvestasi dalam kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi video bermasalah sebelum mengunggahnya.

Zeve Sanderson, direktur eksekutif Pusat Politik dan Media Sosial di Universitas New York, mengatakan bahwa banyak perhatian telah diberikan pada pedoman yang dibuat oleh platform seperti YouTube, tetapi penerapannya sulit untuk diselidiki karena kurangnya transparansi.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.