Belanda Kucurkan Rp 60 M untuk Teliti Perang Kemerdekaan Indonesia

by -

SEMANGAT LEIDEN – Pemerintah Belanda mengucurkan dana Rp 60 miliar untuk meneliti perang dekolonisasi Indonesia.

Penelitian akan mendalami lebih lanjut penggunaan kekerasan selama perang dekolonisasi Hindia Belanda (1945-1950) atau dari sudut pandang Indonesia: perang kemerdekaan.

“Kita harus berani bercermin pada masa lalu kita sendiri,” ujar Menteri Luar Negeri Bert Koenders pada saat peluncuran proyek penelitian, dikutip kumparan Den Haag (kumparan.com) dari publikasi resmi Universitas Leiden pada Jumat (15/9).

Beberapa tahun belakangan ini cukup gencar terungkap melalui publikasi ilmiah dan jurnalistik bahwa ternyata militer Belanda selama periode perang 1945-1950 menggunakan kekerasan secara struktural dan berlebihan. Sebenarnya, pemerintah Belanda telah menetapkan keputusan untuk melakukan penelitian mengenai dekolonisasi Indonesia pada akhir 2016 lalu. Penelitian itu disebut sebagai ‘secara luas dan independen’.

Kini, penelitian bernilai Rp 60 miliar ini dikerjakan oleh Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV), Nederlands Instituut voor Oorlogs-, Holocaust- en Genocidestudies (NIOD) dan het Nederlands Instituut voor Militaire Historie (NIMH). Penelitian yang akan dimulai September ini dan akan berlangsung selama empat tahun.

Para peneliti tidak hanya akan menggali aspek militernya, namun juga pengambilan kebijakan politik, pemerintahan, dan peradilan di Belanda dan Indonesia selama periode yang penuh gejolak itu.

Untuk berbagai subproyek penelitian, KITLV akan menjalin kerja sama dengan universitas-universitas di Indonesia dan melibatkan para peneliti Indonesia.

Penelitian ini merupakan kelanjutan proyek penelitian KITLV sebelumnya mengenai tindakan militer Belanda di Indonesia periode 1945-1950, yang telah dimulai pada 2012.

Guru Besar Sejarah Karibia pada Universitas Leiden, Profesor Gert Oostindie, yang telah bertahun-tahun melobi untuk penelitian serupa mengaku puas atas dimulainya penelitian tersebut.

Dalam bukunya, Soldaat in Indonesië (Serdadu di Indonesia), berdasarkan egodokumen yakni sumber tertulis atas kesaksian perorangan dari pihak militer Belanda, Oostindie menunjukkan bentuk-bentuk kekerasan apa saja yang terjadi.

“Tapi masih banyak yang kita belum mengerti, seperti konteks kekerasan, bagaimana politik, pemerintah, dan yustisi menyikapinya,” demikian Oostindie.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.