Catatan Kunjungan Gubernur Sumbar ke Lampung Tamparan untuk Dinas Kelautan dan Perikanan?
Dua petinggi Sumbar, Gubernur dan Wakil gubernur di hari yang hampir bersamaan dalam minggu ini, melakukan kunjungan ke daerah yang berbeda.
Mahyeldi bertandang ke provinsi Lampung, sedangkan Audy ke Cilacap, Jawa Tengah. Objek yang disasar berbeda. Audy menilisik pengelolaan sampah di Cilacap yang dinilai berhasil memanfaatkan sampah jadi barang berguna. Sedangkan Buya Mahyeldi mencigap keberhasilan Lampung di sektor Perikanan yang sudah lebih dulu maju 15 tahun ketimbang Sumbar.
Kunker gubernur ke Lampung ini, menarik untuk kita elaborasi. Acara kunjungan Mahyeldi ke Lampung, Jumat dan Sabtu tanggal 11-12 Juni 2021 telah tersiar luas di media online maupun cetak dan elektronika di daerah ini.
Kita mengapresiasi apa yang dilakukan gubernur Sumbar, namun kita juga patut bertanya apa saja kerja OPD terkait selama ini, sehingga Sumbar jauh tertinggal dari Lampung.
Benarkah Lampung lebih maju dari Sumbar ? Ini sebuah pertanyaan yang sangat menusuk kita. Utamanya bagi pengelola Perikanan di daerah ini.
Lalu apa saja kerja OPD yang bernama Dinas Kelautan dan Perikanan selama ini. Apakah mereka hanya terlena dengan rutinitas menghabiskan anggaran yang ada dalam APBD setiap tahunnya. Pertanyaan demi pertanyaan akan terus menggelinding
Apa benar kehebatan Lampung. Dia punya laut, kita juga punya, dia punya danau, kita punya 4 danau. Dia punya sungai, kita juga punya. Lalu apa yang membuat Lampung hebat. Entahlah.
Tapi yang jelas, apa yang dilakukan gubernur Mahyeldi bertandang ke Lampung adalah tamparan berat bagi Dinas Kelautan dan Perikanan. Sekaligus kita menyimpulkan bahwa OPD ini tidak banyak berbuat untuk memajukan sektor perikanan selama ini.
Ketertinggalan 15 tahun dari Lampung, sungguh memilukan sekali. Masa 15 tahun adalah masa yang cukup panjang untuk mengelaborasi sektor perikanan dan kelautan. Masa 15 tahun adalah identik dengan 3 kali Pilkada Gubernur. Tapi yang namanya OPD Kelautan dan Perikanan tidak banyak berbuat dalam rentang waktu itu.
Janganlah dulu kita membandingkan kemajuan negara lain. Vietnam, Malaysia, Jepang misalnya, dengan daerah tetangga saja kita sudah keok.
Untung Buya Mahyeldi, perlahan dan pasti membuka. Apapun keadaannya, kita harus mengakui dan banyak belajar dari Lampung.
“Kita mau belajar dari Lampung yang sukses dalam perikanan. Saat ini Lampung juga sudah mensuplay udang untuk kebutuhan internasional”, ujar Mahyeldi.
Sumatera Barat baru mulai dan Lampung sudah lebih dahulu maju 15 tahun. Untuk itu gubernur Mahyeldi yang juga membawa opd terkait ingin menimba pengalaman-pengalaman dari Lampung.
Selain udang, di Lampung masih banyak komoditas yang juga sudah maju dan berkembang seperti singkong, sapi, pisang, jagung dan lainnya.
Menurut gubernur Lampung, bahwa ekspor produk perikanan Provinsi Lampung pada Tahun 2020 sebesar 17.487,8 ton atau senilai 2,305 triliun. Dimana 85,26% dari komoditas ekspor tersebut adalah udang.
Dengan volume ekspor udang sebesar 14.910,9 ton, dengan Negara tujuan Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa.
Lalu Sumbar bagaimana. Berarti yang terjadi selama ini adalah ibarat Katak dalam tempurung. Merasa hebat sendiri, santiang surang. Rancak di labuah, banyak ruok dari pada isi dan lain sebagainya.*zln