Di Asasi Helmi Ingin I’tikaf

by -

Di Asasi Helmi Ingin I’tikaf

HARRIS SUYATA —

SEMANGATNEWS.COM – Di sela-sela perbincangan saat studi banding Pemkab Garut, Rabu (10/12), Walikota H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano menyebut salah satu masjid tertua di Padang Panjang, Masjid Asasi. Ucapan Fadly membuat Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman tertarik. “Saya jadi pengen i’tikaf ke sana,” kata Helmi saking inginnya.

Lepas acara resmi, Helmi bertolak ke Kelurahan Sigando, ke lokasi masjid itu. Udara dingin, langit mendung selepas hujan lebat, tak membuat dirinya dan rombongan menghentikan tujuan.

Dari rumah dinas, kendaraan melewati Kantor Kecamatan Padang Panjang Timur, bergerak ke Kampung Tami hingga ke pertigaan KAN Gunung. Berbelok ke kanan, rombongan menuruni jalan dari Simpang Thawalib Gunung. Helmi yang didampingi Asisten II, Iriansyah Tanjung dan Asisten III, Martoni akhirnya sampai di masjid tertua itu.

Beberapa saat melihat sekitar, dia pun masuk ke dalam masjid. Sebuah tonggak yang agak condong menarik perhatiannya.

“Ini tonggaknya kenapa bisa condong?” tanya Helmi.

“Inilah salah satu keunikannya, Pak. Condong yang tak membawa rebah, tonggak yang condong ini biasa juga ditemui di Rumah Gadang,” ujar seorang pemandu.

Lama Helmi, memperhatikan ruangan masjid yang menurutnya unik. Mata Helmi kemudian tertuju kepada sebuah tonggak besar yang berada di tengah.

“Semua kayu-kayu penopang masjid ini dipasak, tidak dipaku. Kayu-kayu penyangga masjid ini masih asli, Pak,” pemandu menjelaskan.

Beberapa menit kemudian, suara azan Dzuhur berkumandang. Helmi dan rombongan menunaikan shalat berjamaah. Dilanjutkan dengan jamak takdim. Diimami langsung olehnya.

Helmi juga menyempatkan melihat-lihat kampung sekitar. Penasaran dengan anugerah air yang melimpah, dirinya dipandu menuju mata air yang telah menghidupi masyarakat sekitar.

“Saya mengagumi Masjid Asasi yang berdiri ratusan tahun lalu. Tentu ini mengingatkan kita kepada sejarah. Ini mendidik bangsa kita untuk beribadah kepada Allah. Taat kepada Allah,” katanya.

Di dekat masjid, terletak sebuah rangkiang. Menurut Helmi, menandakan masjid sebagai pusat sadakah dan infak. “Ini menginspirasi kita bahwa masjid bukan sebagai tempat ibadah, tetapi juga untuk sosial ekonomi,” ujarnya.

Dikatakan Helmi, untuk membangun umat, negara dan bangsa, perlu dibangun masjid sebagai sebuah kekuatan spiritual.

Arsitektur masjid yang unik dengan nuansa Minangkabau, lanjut Helmi, merupakan kekayaan Nusantara.

“Ini salah satu keberagaman kita. Tiap-tiap daerah di Indonesia memiliki ciri khasnya. Masjid Asasi masih memelihara ciri khasnya. Alhamdulillah saya bisa berkunjung ke sini. Sesuatu yang luar biasa bagi saya dan pengalaman hidup saya,” pungkasnya. Eti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.