Gubernur Irwan Prayitno: Perkuat Mitigasi Bencana di Sumatera Barat

by -

Semangatnews, Padang — Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang paling rawan bencana di Indonesia. Berbagai Isu bencana, banjir, longsor, gempa dan tsunami termasuk soal isu megathrust mentawai.

Sumatera Barat mesti memperkuat mitigasi bencana pada infrastruktur utama, seperti Bandara Internasional Minangkabau (BIM) maupun Pelabuhan Teluk Bayur yang berada di tepi laut, dan keduanya sarana utama bagi Sumbar.

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat pada pembukaan Rapat Koordinasi Mitigasi Bencana Gempa Tsunami, dan Longsor-banjir Tingkat Sumatera Barat (Sumbar) Tahun 2019 di Auditorium Gubernuran, Jumat (15/2/2019).

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Nasrul Abit, Sekdaprov Drs. Alwis, Bupati dan Walikota, Sekretaris Daerah se-Sumbar, Forkopimda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Sumbar, Instansi pemerintah dan swasta.

Gubernur Irwan Prayitno lebih lanjut mengatakan, bahwa, dalam keilmuan bencana ada dua kategori, bencana yang bisa kita tangkal dan yang tidak bisa kita tangkal, seperti bencana banjir bandang ini bisa kita tangkal dengan melalui ramalan cuaca dari BMKG.

Dengan mengetahui curah hujan yang terus-menerus bisa menimbulkan banjir bandang, semua ini bisa kita antisipasi dari hulu sungai.

“Di Sumbar saat ini sudah tidak ada lagi banjir bandang, seperti di Padang, Solok, Tanah Datar. Kita berharap mudah-mudahan banjir bandang ini tidak terjadi, karena di kabupaten dan kota yang sungainya berpotensi terus dipantau yang pernah mengalami banjir bandang setiap tiga bulan diperiksa,” harap Irwan.

Gubernur menegaskan, setiap hari kita tidak boleh lalai, walaupun ada sekitar ratusan hulu sungai yang ada, sangat perlu ada tim yang memeriksanya, sebagai kewaspadaan kita terhadap bencana.

“Kondisi banjir bandang bisa kita tangkal dengan cara, membuat sistem drainase yang baik, atur tata kota yang baik, jangan buang sampah sembarangan, melakukan penghijauan, tidak menebang pohon di hutan lindung, dan membuat saluran air di bawah tanah,” himbaunya

Irwan Prayitno juga menambahkan, namun untuk bencana gempa dan tsunami siapa saja tidak bisa diprediksi, apalagi baru-baru ini kita sering digocang gempa, bahkan pakar gempa dan tsunami kita berada di patahan lempeng dan cincin api. Potensi gempa, banjir dan longsor pun menghantui setiap waktu.

“Apalagi kita akan menghadapi gempa Megathrust di Pulau Siberut Mentawai dengan kekuatan yang mencapai 8,8 skala Richter dan dapat menimbukan tsunami, yang akan memakan ribuan korban jiwa, untuk itu melalui rakor ini bisa menghasilkan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan mitigasi dan evakuasi, agar bisa mengurangi korban jiwa,” ucapnya.

Selanjutnya gubernur berharap adanya kerjasama yang solid dengan daerah dalam hal mitigasi bencana dengan memberikan perhatian terhadap berbagai hal mendukung sarana dan prasana kesiap-siagaan bencana, apakah itu tentang pembangunan shelter, peralatan deteksi dini, juga pelatihan aparat terhadap kegiatan penanggulangan bencana di Sumatera Barat.

Gubernur juga menyampaikan ada 6 (enam) arahan presiden Joko Widodo, dan salah satunya, pada saat bencana terjadi di suatu daerah, gubernur harus bertindak sebagai komandan satuan tugas darurat untuk melakukan penanganan bencana.

Pangdam dan Kapolda kemudian akan membantu kerja komandan satgas darurat itu, ingat Irwan Prayitno.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.