Jembatan dan Jalan Anduring, Kayutanam Penghasil Padi dan Durian Kini Memperihatinkan

by -

Jembatan dan Jalan Anduring, Kayutanam Penghasil Padi dan Durian Kini Memperihatinkan

Semangatnews. com, Anduring Kayutanam – Kondisi jembatan dan jalan yang menghubungi desa Sipisang dan Sipinang kenegarian Anduring, kayutanam, kecamatan 2 x 11 Kayutanam, Kabupaten Padang pariaman saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Bahkan bukan tidak mungkin suatu saat jembatan ini kembali roboh sebagaimana yang terjadi pada beberapa tahun silam. Begitu pula jalan-jalan aspal berukuran kecil dari kenegarian Kayutanam menuju kenegarian Anduring pada desa Sipisang dan Sipisang yang terkenal dengan obyek wisata alamnya “Lubuak Galanggang Ikan”.

Menurut pemantauan semangatnews.com ke negari Anduring menuju desa sipisang, desa sipinang kemudian di desa kampung Tangah Anduring, Kayutanam, kecamatan 2 x 11, lebih kurang 5-6 km (10/11) sudah sangat memperihatikan. Khusus jembatan sepanjang lebih 150 meter itu sebagai jantungnya penghubung kenegarian Kayutanam dengan Anduring tinggal menunggu waktunya waktu roboh.

Sejumlah pejabat terkait dan wali nagari Anduring termasuk perangkatnya, saat dikonformasi semangatnews.com sedang tak berada di tempat dikarenakan libur kantor sabtu dan minggu.

Ahmad Basri (65 th), tokoh masyarakat dan mantan wali nagari Anduring saat dimintai keterangannya, menyebutkan, saat usai gempa tahun 2009 lalu jembatan yang menghubungi Anduring dari Kayutanam ini pernah diperbaiki, namun akibat banjir bandang yang menghanyutkan puluhan hektar padi sawah, kolam-kolam ikan serta rumah-rumah penduduk yang berada disepanjang sungai Anduring kembali tampak miring hampir 45 persen, ujar Ahmad Basri.

Menurut Ahmad Basri negari Anduring yang berada antara “ikua darek kepala rantau” itu dulunya pernah menjadi kenegarian yang sangat strategis pada saat mempertahankan Indonesia merdeka, terutama pada era perperangan Belanda dimana Anduring berperan menjadi dapur umum. Karena kenegarian Anduring terletak jauh dari dari pusat jalan raya Padang menuju Bukittinggi, ujar Ahmad Basri.

Dan di kenegarian Anduring ini pula masyarakatnya pernah berbagi hasil panen mereka berupa padi yang menjadi penghasilan utama masyarakatnya, yakni sebagian diserahkan untuk pejuang dan sebagian lagi untuk keperluan keluarga. Bahkan saat itu ada kesepakatan para pendahulu dan tokoh-tokoh masyarakat kenenagarian Anduring untuk mesyarakatnya seperti yang punya ternak, berupa kambing, ayam, itik, sapi bahkan kerbau dapat diserahkan untuk para pejuang demi mempertahankan negara ini, ujar Ahmad Basri mencveritakan kilas balik peran strategis Anduring saat era pra Kemerderakaan RI.

Karena itulah, tambah Ahmad Basri, kenegarian Anduring dengan penghasilan utama padi, coklat, durian dan palawija lainnya itu didiami ratusan kepala keluarga yang pernah dikunjungi Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, saat banjir beberapa waktu lalu, sudah selayaknya memiliki jembatan permanen dan jalan aspal mulus untuk memperkuat ekonomi di tengah-tengah masyarakat yang ada di Sumatera Barat saat ini.

Khusus padi hasil pertanian masyarakat Anduring, jelas Ahmad Basri lagi, banyak masyarakat dari daerah lain yang langsung membeli kesini, karena hasil padinya setelah ditumbuk menjadi beras sangat putih dan sangat lezat dikonsumsi yang dapat menyamai kualitas beras Solok yang saat panen tiba ber ton-ton jumlahnya diboyong ke luar. Begitu juga hasil durian di Anduring saat musimnya datang ratusan masyarakat dari luar berdatangan membeli buah berduri yang sangat lezat itu, ujar Ahmad Basri Menambahkan. (FR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.