Komposisi Musik “Padati Mudiak” Sukses di Pertunjukan

by -

Semangatnews – Padati diterjemahkan sebagai simbol dari sebuah media penyampaian dalam karya ini. Keberadaan padati saat ini bisa dikatakan hampir punah dari fungsinya sebagai media simbolis dalam perjalanan waktu dan gerusan roda zaman yg terus berjalan. Dari femomena ini, karya “Padati Mudiak” mencoba me-reprensentasikan makna-makna estetis yang terkandung dari pengalaman musikal “Angguik Mudo” yang berangkat dari repertoar seni tradisi, Yaitunya “Dendang Sampelong”

Karya “Padati Mudiak” menjadi satu-satunya pertunjukan ensambel tradisi yang disuguhkan pada malam tersebut, adapun bentuk ensambel lainnya yang dipertunjukkan antara lain ensambel combo dan ensambel bigband orchestra. Pertunjukan yang dipersembahkan oleh kelompok “Chord’e Inverte” yang terdiri dari 60 orang mahasiswa Mata kuliah Ensambel Jurusan Sendratasik ini dimulai pada pukul 19.00 hingga pukul 00.30 tanggal 23 April 2019 berjalan dengan meriah dan sukses dipergelarkan. Dihadiri oleh WR 3 yaitunya Bapak Prof. Dr. Ardipal, M.Pd mewakili Rektor Univeritas Negeri Padang. Bapak Esy Maestro, S.Pd ., M.Pd mewakili Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Dosen-dosen dan seluruh mahasiswa Sendratasik UNP beserta orang tua mahasiswa teruji yang mempersembahkan pegelaran pada malam tersebut.

Pertunjukan malam itu dimulai dengan pesembahan komposisi tradisi oleh kelompok seni “Angguik Mudo” dengan judul karyanya yaitu “Padati Mudiak”.

Karya komposisi tradisi yang ditampilkan pada Mata Kuliah Ensambel di Jurusan Sendratasik, FBS UNP merupakan bentuk ensambel tradisi yang sengaja dikonsep untuk dihadirkan pada Prodi Sendrastasik. Mata kuliah Ensambel dibina oleh Bapak Erfan Lubis S.Pd ., M.Pd bersama Bapak Yos Sudarman S.Pd, M.Pd.

Kelompok Seni: “Angguik Mudo”
merupakan kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang. Kiki Yudha Devista pada Talempong Melodi, Yolla Paramita pada Canang, Mona Dini Angraini pada talempong, Arrithem Mosizi pada kucapi, Bayu Wahyudi pada gambus, Andri Saputra pada mandolin, Andre BadjgaLucky pada Bass, Wismar Sinaga pada gendang taganing, Sandi Satria Kusuma pada gendang katindik, Aryuda Fakhleri Fallen pada gendang bebano, Berli Sianggian pada darbuka, Parhesia Insani, Tyas Widianty dan Meri Aulia pada gandang tambua, Marlisna dan Patdhila Ningsih Pathdila pada vokal Dendang, Rafsanjani Nasution, Adilla Pedri, Fadly Agusta Herman pada Tiup Sampelong, serta Hengki Armez Hidayat S.Sn ., M.Sn sebagai Komposer.

Hengki Armez Hidayat S.Sn ., M.Sn menjelaskan bahwa “karya ini berangkat dari repertoar tradisi yang berasal dari daerah Mudiak (Darek) dalam wilayah kebudayaan Minangkabau tepatnya dari daerah Taeh Baruah Payakumbuah dan dendang yang menjadi benang merah pada karya ini yaitunya dendang Umbuik Mudo pada kesenian Sampelong”.

Dalam Pidato pembuka yang disampaikan oleh WR 3 bersama Dosen pembina Mata kuliah ensambel Sendratasik pada malam itu didepan seluruh orang tua mahasiswa yang menghadiri pegelaran, beliau manyatakan bahwa “kegiatan pegelaran Mata Kuliah Ensambel ini selalu diadakan bagi Mahasiswa Jurusan Sendratasik khususnya, karena pegelaran ini merupakan implementasi dari teori-teori yang dipelajari pada perkuliahan di Jurusan Sendratasik, sekaligus sebagai langkah untuk menuju Pendidikan Seni Pertunjukan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.