Mantan Wamen Pariwisata dan Ekraf; Akibat Ketergantungan Dana TdS Tak Berkembang

by -

Mantan Wamen Pariwisata dan Ekraf; Akibat Ketergantungan Dana TdS Tak Berkembang

SEMANGATNEWS.COM – Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. Sapta Nirwandar, menegaskan bahwa Tour de Singkarak yang sudah berlangsung lebih dari 10 tahun di Sumatera Barat belum bisa berkembang dengan baik karena masih diselenggarakan atas dukungan dana APBN dan APBD.

“Sampai sekarang Tour de Singkarak masih diselenggarakan atas dukungan utama dari APBN dan APBD, sehingga sulit berkembang karena waktunya juga sering berubah-ubah,” kata Sapta dalam webinar “Strategi Percepatan Pembangunan Pariwisata Sumatera Barat”, Rabu (7/4) pagi hingga siang yang diselenggarakan oleh Korps Alumni (KAHMI) Dosen Sumatera Barat.

Sebagai penggagas Tour de Singkarak tahun 2009, Sapta menginginkan TdS ini semestinya sudah diselenggarakan secara profesional dengan melibatkan kalangan swasta sebagai penyelenggara. Namun seiring perjalanan waktu, nampaknya perjalanan TdS ke arah profesional masih jauh dari harapan. Keberlangsungannya masih sangat tergantung lelang APBN melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatis, serta lelang APBD provinsi, kota dan kabupaten di Sumatera Barat.

Terlepas dari adanya pandemi Covid-19 yang menjadi momok menakutkan bagi dunia pariwisata, menurut Sapta dalam webinar yang diikuti hampir 200 peserta itu, penyelenggaraan TdS yang waktunya selalu berubah-ubah dan tidak konsisten pada jadwal tertentu membuat kualitas TdS cendrung menurun. Padahal, pada tahun ke lima dan keenam, tahun 2014 dan 2015, TdS sudah masuk peringkat kelima dalam penyelenggaraan event yang sama di dunia dari sisi jumlah penonton.

TdS ini, kata Sapta, digagas dan diselenggarakan untuk mempromosikan pariwisata Sumatera Barat. Sejak TdS ada, pariwisata Ranah Minang terus menggeliat. Melalui TdS, dunia luar menjadi mengenal Kelok 44 di Maninjau, mengenal Kelok 9 di 50 Kota, mengenal Lembah Harau, Ngarai Sianok di Bukitinggi, Danau Diateh dan Danau Dibawah di Solok, Pantai Carocok di Pesisir Selatan, Istano Pagaruyung di Tanah Datar, pantai Gondoriah di Pariaman dan sebagainya.

“Di samping kehadiran media-media internasional yang ikut meliput Tour de Singkarak, dengan kehadiran beberapa orang pebalap ternama dari berbagai belahan dunia yang tentu mereka punya follower ribuan dan bahkan jutaan orang, dipastikan pebalap ini akan memperkenalkan kelok 44 di Maninjau yang pernah ia lewati, indahnya Danau Singkarak dan obyek-obyek wisata lainnya, termasuk kuliner,” kata Sapta.

Karena itu, Sapta Nirwandar mengharapkan, ke depannya TdS bisa diselenggarakan dengan baik, konsisten dan tepat waktu. “Kita berharap satu atau dua tahun ke depan pelaksanaan Tour de Singkarak sudah bisa diselenggarakan secara mandiri dan pemerintah pusat, provinsi, kota dan kabupaten cukup sebagai pendukung saja. Bukan sebagai yang utama,” sebutnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.