PASAN

by -

Oleh Tan Ambo

(Edisi berkurung di rumah (3)

PASAN


1.Merebaknya virus corona,marak pula pemberitaan tentang corona ko. Banyak berita kalau diikuti menakuti kita. Rasa takut nan bersalahan bisa membuat streh, streh bisa menurunkan imun tubuh. Disikolah berbayanya sehingga corona tu menjadi membunuh awak.

2.Data nan diumumkan pamarentah korban virus tiap hari terus bertambah. Sampai tanggal 30 nan meninggal alah 122 urang, sedang kalammari baru 102 urang. Rasanya cukuplah kita mendengar kaba semacam iko sampai disiko. Sehingga iko keatas mari nan rancak-rancak saja dijadikan bahan berita tentang corona ko, hingga kita indak mati kecemasan terus.

3.Pemerintah takah nya alah berusaha keras untuk menyelamatkan rakyat dari bahasa virus geladir ko. Namun belum berhasilnya sepenuhnya.
Mungkin penyebabnya :
1.bisa dek rakyat ada jua nan tangkar,madar. Indak namuh mengikuti seruan pamarentah.
2.pesan dari pamarentah indak sampai ke rakyat dalam arti bisa saja rakyat indak tahu atau juga rakyat indak mengerti apa nan dimukasud. Mungkin karena memakai basa asing atau basa Melayu tinggi, sehingga indak nyambung.
Akhir-akhir ko kita banyak mendengar ada nan disebut Lock-down, physical/social distancing, covid-19, karantina,isolasi, PDP, ODP, APD,darurat sipil dsb.Bagi rakyat berderai asing deknya.

4.Kalau untuk dikampung saya dan sekitarnya di Sungai Sarik,Sungai Geringging, Sungai Limau, Sungai Kapak, Sungai Rotan, Sungai Durian, Sungai Ibur, Sungai Kasik-an dsb itu pemberitahuan atau seruan dari Pamarentah cukup jo basa sederhana saja (walau sekerat pakai basa Indonesia), seperti pesan nan berbunyi :
1).Hindari kontak langsung, berpelukan dan cipika cipiki.
Pesan ko cukup disampaikan jo basa :

“Jan sampai bajabek tangan, berpangku-pangkuan jo beridu pipi suap kidal bagai”.

2).Kalau tangan menyentuh sesuatu dinding, tarikan pintu, gagang sapu dll tangan jangan menyentuh mata , hidung dan mulut. Cuci tangan dulu pakai hand- sanitizer
Diganti kalimatnya :

“Kalau memacik suatu barang, tembok, kunci pintu , tangkai sapu, jo nan lain , tangan jan menggisar-gisar mata, mencukil lobang hidung jo mengulum jari kamuncuang. Basuh tangan dulu jo sabun cuci.

3).Tinggal saja dirumah. Jangan bepergian kalau tidak terlalu penting.
Kalimatnya ditukar :

“Maanok je dumah. Jan pai ikin-kama i juo malala indak berkentuan saja. Kok perlu benar ba a lagi”.

4.Jaga perilaku hidup bersih dan sehat. Sering mandi
Lebih baik kalimatnya :

“Jago benarlah kebersihan, jan kumuh, kodah. Acap mandi”.

5.Kalau terasa badan mulai panas, segera periksa kerumah sakit. Jangan tunggu lama.
Lebih rancak disampaikan :

“Kalau badan agak abab terasa angat, cepat periksa ka rumah sakit” Jan berantek-antek an pula.

Sekitu saja saran saya khususnya untuk kampung saya di Piaman dan untuk daerah lain serupa di Pikumbuh tentu basanya agak lain lagi…

Nantikan Eidisi selanjutnya (4)
“TEK BAYA SANANG PONO KANYANG”
In sya Allah….
Cikeas, hari ke 9 berkurung dirumah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.