SEMANGAT MALANG – Ratusan buruh di Malang memperingati hari buruh sedunia atau “Mayday” di Alun-Alun Merdeka, Senin (1 /5/2017).
Konteks tuntutan pada hari buruh kali ini sama dengan tahun lalu, yaitu persamaan senasib dan sepenenaggungan, berjuang bagi buruh untuk menuntut keadilan dan peningkatan kesejahteraan bagi buruh dan keluarga.
Beberapa tuntutan lainya yang mereka suarakan diantaranya pencabutan PP No. 78 Tahun 2015.
“tolak sistem kerja outsourcing dan kontrak, PHK, dan tolak upah murah,” kata misdi salah satu koordinator aksi
Dengan terus meneriakan yel-yel ‘hidup buruh’, mereka meminta agar pemerintah lebih memperhatikan nasib buruh.
“Tolak kapitalisme, tolak pemerintah yang dhalim. Mari kita lawan, jangan mau didhalimi, kita bukanlah budak,” teriak salah satu orator menggunakan alat pengeras.
Tak hanya itu, dengan mengibarkan bendera kebesaran, mereka merasa telah dipermainkan oleh para penguasa dan pemerintah. Mereka pun sangat menyayangkan, susahnya pendidikan bagi para anak buruh di berbagai instansi pendidikan. Baik dalam skala sekolah dasar maupun pergurua tinggi.
Mereka juga menyebut, pemerintah dan kaum kapitalis telah menghisap tenaga buruh. Rezim Jokowi-JK dirasa telah menjadi boneka imperialis, dan tak memperhatikan penindasan yang telah dilakukan kepada para buruh.
“Bangkitlah revolusi, revolusi, revolusi,” teriak para demonstran. ( sumber RRI)