SEMANGATNEWS.COM – PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dengan Philip Morris International Inc selaku perusahaan induk telah mengakuisisi pengembang dan produsen produk farmasi dan kesehatan Fertin Pharma senilai 820 juta dollar AS atau Rp 12 triliun.
Presiden Direktur Sampoerna Mindaugas Trumpaitis menambahkan, selain optimisme dalam tercapainya masa depan bebas asap, akuisisi Fertin Pharma juga diharapkan dapat memberikan lebih banyak alternatif yang terbukti secara ilmiah lebih rendah risiko bagi perokok dewasa.
“Besar harapan kami di Sampoerna untuk dapat memperkenalkan produk bebas asap ke pasar di Indonesia,” tegas Mindaugas. Philip Morris akan mendanai transaksi secara tunai dengan target menutup transaksi pada kuartal keempat 2021, sesuai dengan persetujuan dari otoritas setempat.
Fertin Pharma adalah perusahaan manufaktur dan pengembangan berbasis kontrak (Coordinator Development Manufacturing Organization/CDMO) swasta berbasis di Denmark, India, dan Kanada, yang sebelumnya dimiliki oleh perusahaan investasi global EQT dan Bagger-Sørensen & Co.
Pada 2020, Fertin Pharma mencetak pendapatan bersih sebesar DKK 1,1 miliar (sekitar USD 160 juta atau Rp 2,3 triliun). Nilai transaksi mencerminkan sekitar 15 kali dari EBITDA Fertin Pharma pada 2020.
“Dengan kepemilikan baru, Fertin Pharma akan berada di posisi yang baik untuk terus menjalankan visi dan misi kami, termasuk meneruskan peran kami sebagai perusahaan pengembang dan manufaktur berbasis kontrak. PMI kini melalui transformasi yang sungguh menginspirasi dengan ambisi menciptakan masa depan bebas asap dan membangun portofolio produk di luar nikotin,” kata Chief Executive Officer Fertin Pharma, Peter Halling.
Apakah ini pertanda baik buat emiten rokok HMSP atau bukan? Mengingat PMI yang merupakan induk perusahan rokok ini menargetkan tercapainya masa depan bebas asap, memperluas jangkauan dan akses alternatif bebas asap bagi perokok dewasa di seluruh dunia, mempercepat akhir dari produk rokok, serta membangun usaha di luar nikotin yang kuat.
Kalau di lihat dari pergerakan harganya selama bulan 2021 ini saja emiten rokok ini sudah mengalami penurunan cukup dalam ditambah dengan pemberlakukan keniakan pajak tembakau menambah penderitaan emiten ini.
Dalam tahun 2021 ini saja harga tetinggi saham HMSP ini pernah menyentuh harga Rp. 1.535 pada 19 maret 2021.
Untuk harga terendanya HMSP pernah menyentuh di harga Rp. 1.105. Kalau di lihat dari pergerakan saham ini pada 9 juli 2021, sudah terlihat mulai melakukan pembalikan arah.
Berikut analisa Saham HMSP