Setelah PPKD, Kebudayaan Sumbar Mendunia

by -

Catatan Kebudayaan di Sumbar Penghujung Tahun 2020 (1)

SETELAH PPKD, KEBUDAYAAN SUMBAR MENDUNIA

Oleh :Yulizal Yunus

Pemajuan objek dan unsur kebudayaan di Sumatera Barat sepanjang tahun 2020 menunjukan fenomena menggembirakan. Kesan ini mencuat setelah penyusunan PPKD (Pokok Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah) se Sumatera Barat oleh Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dipimpin Gemala Ranti serta PPKD se Kabupaten/ Kota, tahun 2018, disusul peluncuran buku ABS-SBK tahun 2019 dan Pemberian Penghargaan Kepada Budayawan Sumbar 1 Oktober 2020.

Terakhir penutup tahun 2020, yang lebih menarik diresmikan Monumen ilmuan berkaliber internasional Prof. Dr. Ahmad Mochtar yang namanya diabadikan menjadi nomenklatur RS Ahmad Mochtar di Bukittinggi sekaligus peluncuran buku varian biografinya yang selama ini sejarah besarnya seperti terlupakan dan tertimbun dalam debu sejarah perjuangan bangsa.

Satu lagi peristiwa kebudayaan Sumbar yang monumental adalah peresmian Gedung Bundo Kanduang Sumbar sebagai penghargaan kepada Bundo yang aktif menggerakan kebudayaan Minang. Ketiga fenomena kebudayaan itu sekaligus diluncurkan dan diresmikan Gubernur Sumatera Barat Prof Irwan Prayitno di Aula Kantor Gubernur pada Senin, 28 Desember 2020.

Peristiwa kebudayaan ini mendapat apresiasi besar. Dalam event ini hadir Bupati dan Wali Kota se Sumbar, perwakilan Fokopimda Sumbar, serta limbago adat seperti pewaris kerajaan/ kesultanan Pagaruyung dan limbago ninik mamak lainnya serta organisasi adat seperti Bakor-KAN, LKAAM, Bundo Kanduang. Juga hadir Kepala OPD termasuk di garda terdepan Dinas Kebudayaan Sumbar. Juga hadir ahli waris Prof. Dr. Achmad Muchtar, ialah Prof. Dr. Siti Khairani.

Di antaranya peristiwa kebudayaan di Sumatera Barat lainnya yang menonjol, adalah setelah “silat” sudah mendunia, diinskripsi sebagai warisan budaya takbenda dunia (world heritage) pada 12 Desember 2019, disusul tradisi pantun (termasuk petata/ pepatah dan petiti). Tradisi pantun ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (Intangible)  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis, 17 Desember 2020. Fenomena ini mengukuhkan mitos bahwa “Minangkabau, Negeri Puisi dan Istana Kata”.

Pun Gubernur Sumbar Prof. Dr. Irwan Parayitno memperkuat bukti pantun itu tradisi besar orang Minang, dengan mengesankan bahwa budaya berpantun bukan sekedar untuk dibesar-besarkan saja. Justru dengan caranya sendiri “ala Irwan Prayitno” berpantun spontan, ia budayakan pantun dengan gayanya (alanya) itu sebagai pengantar, mengapresiasi, pengisi dan penutup pidatonya pada setiap event orasi termasuk dalam memberi sambutannya sebagai Gubernur di Sumatera Barat. Pantunnya itu lebih lanjut diterbitkan dalam jumlah puluhan buku. Ia dihargai piawai berpantun spontan, diberi berbagai penghargaan. Dari tercatat 345 penghargaan yang diterimanya, untuk pantun saja terdapat di antaranya menerima rekor Indonesia Dunia dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 20 Agustus 2017, Pena Emas dari PWI Sumbar dan Academic Award Sastra Pin Emas dari Rektor UIN Imam Bonjol seleksi Studio Sastra Fakultas Ilmu Budaya dan Humaniora sekaligus dikukuhkan sebagai sastrawan kreatif, piawai berpantun spontan dan berjasa mentradisikannya menyambung mata rantai lini tradisi bersyair dan berpantun Minangkabau – Sumatera Barat yang sudah terputus selama dua abad. Budaya berpantun Gubernur Irwan Prayitno diikuti para pejabat pemerintahan dan tokoh masyarakat adat di Sumatera Barat, Mereka menyebut merasa malu dengan Gubernur kalau tidak berpantun dalam berpidato. Ini bagian fenomena kebudayaan di Sumatera Barat sampai akhir tahun 2020 ini.

Fenomena kebudayaan Sumatera Barat yang muncul di tingkat nasional, banyak objek kebudayaan benda dan tak benda (tangible and intangible) ditetapkan menjadi kebudayaan nasional.

Di antaranya 13 karya budaya Penetapan Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia 16 Agustus 2019 di Jakarta dominan dari Kabupaten Pesisisr Selatan, yakni Babiola (Domain Seni Pertunjukan Rabab disebut Babiola) dari Kabupaten.

Pesisir Selatan yang maestronya dikenal Pirin Asmara (diberi penghargaan Gubernur 1 Oktober 2020), Talempong Unggan (Domain Seni Pertunjukan) dari Kabupaten Sijunjung,  Tari Benten (Domain Seni Pertunjukan) dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sikerei (Domain Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Perayaan) dari Kabupaten Kepulauan Mentawai,  Botatah (Domain Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Perayaan) dari Kabupaten Pasaman, Arak Bako (Domain Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Perayaan) dari Kota Solok, Songket Silungkang (Domain Kemahiran Kerajinan Tradisional) dari Kota Sawahlunto,  Tari Sikambang Manih (Domain Seni Pertunjukan) dari Kabupaten Pesisir Selatan,  Tari Kain (Domain Seni Pertunjukan) dari Kabupateen Pesisir Selatan,  Anak Balam (Domain Tradisi dan Ekspresi Lisan) dari Kabupaten Pesisir Selatan, Dikia Pano (Domain Seni Pertunjukan) dari Kabupaten Pasaman, Patang Balimau (Domain Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Perayaan) dari Kabupaten Pesisir Selatan, Badampiang (Domain Tradisi dan Ekspresi Lisan) dari Kabupaten Pesisir Selatan. Semua objek budaya benda dan tak benda Sumabar ini, menunjukan puncak budaya dan jati diri Sumatera Barat, yang patut dihargai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.