SMKN 4 Padang, Salah Satu dari Tiga Pendidikan Berbasis Kebudayaan Kesenirupaan

by -

SMKN 4 Padang, Salah Satu dari Tiga Pendidikan Berbasis Kebudayaan Kesenirupaan

Semangatnews.com, Padangpanjang – Himpunan alumni SSRI/SMSR/SMKN 4 Padang yang kini bertugas sebagai staf pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang mengapresiasi dan mendukung berbagai program kegiatan HUT ke 54 SSRI/SMSR/SMKN 4 Padang (25 September 1965 – 25 September 2019) berisikan kegiatan demontrasi melukis tokoh publik, demontrasi mematung, demontrasi mendesain, membatik, mendekor dan beberapa kegiatan relevan yang akan digelar dalam rangkaian peringatan HUT ke 54 SSRI/SMSR (SMKN 4) Padang 23 s.d 25 September 2019 mendatang di arena Kampus SMKN 4 Padang, Cangkeh, Lubuk Begalung, Padang.

Hal itu disampaikan Yandri, S.Sn, M.Sn (alumni SMSR Negeri Padang tahun 1981) yang kini menjadi dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang didampingi puluhan alumni SSRI/SMSR/SMKN 4 Padang yang nota bene bertugas menjadi staf pengajar di ISI Padangpanjang saat menerima kunjungan panitia HUT ke 54 SSRI/SMSR/SMKN 4 Padang di ruang prodi Seni Murni kampus ISI Padangpanjang, Jumat siang (13/9).

Menurut Yandri, kekuatan suatu sekolah seperti SMKN 4 Padang yang dulu bernama SSRI/SMSR Negeri Padang (1965 – 1994) sebagai salah satu sekolah berbasis kebudayaan bidang seni rupa dari tiga sekolah berbasis kebudayaan yang ada di Indonesia, dua diantaranya di Yogyakarta dan Bali, selain ditentukan oleh majelis guru, karyawan, masyarakat, Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) serta dukungan pemerintah juga sangat ditentukan keberpihakan para alumninya yang kini jumlahnya ribuan orang dan tersebar di seluruh pelosok tanah air bahkan hingga ke sejumlah negara dengan berbagai profesi terhadap almamaternya, yakni SSRI/SMSR/SMKN 4 Padang.
Di ISI Padangpanjang, khususnya di FSRD dari 80 an staf pengajar 22 orang diantaranya berasal dari alumni SSRI/SMSR/SMKN 4 Padang dari berbagai angkatan terdiri program studi Seni Murni, Desain Komunikasi Visual, Seni Kriya, TV dan Film serta Fotografi, jelas Yandri.

Sementara Muharyadi, selaku sekretaris umum alumni SSRI/SMSR/SMKN 4 Padang se Indonesia yang kini juga dipercaya menjadi sekretaris umum panitia HUT ke 54 sekolah berbasis seni budaya ini didampingi ketua I Jasrizal Rasyid, S.Pd. MM kepada Yandri dan kawan-kawan di ISI Padangpanjang, memaparkan sejumlah kegiatan yang orientasinya seni dan budaya meluputi ; (1). Pameran Seni Rupa koleksi sekolah (baik karya siswa, guru bahkan alumni), (2). Lomba menggambar/melukis tingkat SMP/MTs Negeri dan swasta, (3). Melukis tokoh publik berhadapan langsung, (4). Kesenian taragak basuo dan persiapan program menghadapi MUBES Alumni tahun 2020 mendatang yang kesemua kegiatan di pusatkan di kampus SMKN 4 Padang, Cangkeh, ujar Muharyadi.

Menurut Muharyadi lagi, kepanitiaan HUT ke 54 SSRI/SMSR/SMKN 4 Padang kali ini terdiri dari majelis guru, karyawan, kalangan DU/DI, alumni bahkan OSIS SMKN 4 Padang yang dipercayakan sebagai ketua umum panitia HUT ke 54 kepada Zardi Syahrir, SH.MM (alumni jurusan seni lukis 1988) oleh keluarga besar sekolah.

Dalam kesempatan yang sama ketua Pembangunan mushalla “Nurul Jamal” SMKN 4 Padang, Rahadian Defi Yandra (alumni DKV 1992) yang juga panitia HUT ke 54 sekolah ini didampingi ketua I Jasrizal Rasyid, S.Pd yang menyertai rombongan ke ISI Padangpanjang itu, menjelaskan dalam rangkaian HUT ke 54 itu juga akan dibicarakan tindak lanjut pembangunan mushalla Nurul Jamal yang telah dimulai pembangunannya sejak hampir 2 tahun silam berukuran 18 x 25 meter di kampus SMKN 4 Padang. Pembangunan mushala tersebut dimaksudkan untuk mengatasi tempat beribadah shalat bagi siswa yang kini jumlahnya mencapai 1200 orang dan seratusan guru serta karyawan dimana mushalla lama hanya memiliki kapasitas daya tampung 40 sampai 50 jamaah saja, ujar Defi Yandra.
Sejak dimulainya pembangunannya hingga telah menghabiskan dana hampir Rp. 150 juta bersumber sumbangan/wakaf dan bantuan keluarga besar sekolah dan para alumni. Hingga siap diprediksi “mushalla Nurul Jamal” akan menelan biaya mencapai Rp. 1,6 Milyar.

Karena selain tempat shalat berjamaah mushalla ini juga akan digunakan sebagai pembelajaran pendidikan agama dan diskusi-diskusi religi yang dapat digunakan oleh siswa, guru serta keluarga besar sekolah, ujar Defi Yandra menambahkan. (FR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.