Tiga Remaja Disabilitas Hasilkan Batik Terbaik di Canting Buana Kreatif Padang Panjang

by -
Tiga Remaja Disabilitas Padangpanjang memiliki kemampuan luar biasa membuat batik tulis dan ecoprint yang dipelajarinya di Sanggar Batik Canting Buana Kreatif Padangpanjang sejak dua tahun silam hingga kini. Dari kiri Iqbal, Noval dan Ridho sedang bekerja membatik -- Foto : Muharyadi

SEMANGATNEWS.COM, PADANG PANJANG – Siapa sangka remaja penyandang disabilitas yang selama ini dianggap menjadi beban orang tua atau pemerintah semata. Ternyata diantara penyandang disabilitas tersebut ada yang memiliki keterampilan langka dan tidak dimiliki remaja lain se usianya.

Hal itu pulalah yang dilakukan tiga remaja penyandang disabilitas Padangpanjang seperti Iqbal, Noval dan Ridho yang sejak 2 tahun lalu hingga kini giat belajar dan berlatih membatik di sanggar Canting Buana Kreatif.

Bahkan kini karya-karya yang dihasilkan ketiganya menjadi lirikan publik sebagaimana disampaikan pimpinan sanggar Canting Buana Kreatif, Widdiyanti (45 th) kepada semangatnews.com, di sanggarnya Jalan Bangdes II RT X, 69, Padangpanjang, kamis sore (1/12/22).
Menurut Widdiyanti, seniman batik nasional yang juga penggagas lahirnya ecoprint di Sumbar sekaligus instrukstur batik dan ecoprint nasional ini, menyebutkan, sejak dua tahun lalu masyarakat Padangpanjang dan sekitar memiliki animo yang cukup tinggi untuk belajar membatik dan ecoprint, bahkan juga ada yang berasal dari berbagai daerah di Sumatera Barat, baik kalangan ibu-ibu, mahasiswa, pelajar dan lainnya di sanggar ini.

Pimpinan Sanggar Batik Canting Buana Kreatif, Widdiyanti bersama Menparkraf Sandiago Uno yang berkunjung ke Sumbar belum lama ini. — Foto : Muharyadi

“Dari masyarakat yang dilatih dan dibina Canting Buana tersebut, tiga orang diantaranya terdapat disabilitas Iqbal, Noval dan Ridho yang dalam perjalanan mereka ternyata ketiganya memiliki keterampilan dan skil yang luar biasa untuk membuat batik dan ecoprint,” ujar Widdiyanti.

Berkat kegigihan dan keterampilan ketiganya, mereka telah mampu menghasilkan batik tulis dengan motif-motif bernilai seni tinggi. Diantara karya batik mereka telah puluhan helai baju batik tulis kemudian juga asa deta bagi lelaki telah dimanfaatkan OPD DPRD Padangpanjang sekaitan memperingati Hari Ulang Tahun Kota Padangpanjang 1 Desember 2022 kemarin, jelas Widdiyanti.

Ketiganya, tambah Widdiyanti masuk kerjan pagi kemudian pulangnya sore hari diantar dan kadang dijemput orang tua masing-masing. Untu membatik batik ketiganya, disain yang akan dikerjakan telah disediakan pihak sanggar. Mereka bekerja mencanting, mencelup, hingga menjamur sampai batik siap dikerjakan sesuai prosedur kerja. Sekarang mereka mulai mahir pula mendesain, ujar Widdiyanti.

Diakui, ketiganya sangat membantu Sanggar, karena hasil pekerjaan mereka bukan hanya indah dan menarik dengan beragam motif bersumber dari ragam hias lokal, juga karya-karya mereka telah memiliki nilai jual di tengah-tengah masyarakat, jelas Widdiyanti lagi.
Belajar Membatik dan Ecoprint

Batik karya tiga remaja disabilitas Iqbal, Noval dan Ridho Sanggar Canting Buana Kreatif yang dikenakan OPD DPRD Padangpanjang saat mengikuti Hari Ulang Tahun Kota Padangpanjang, 1 Desember 2022 — Foto : Muharyadi

“Dalam beberapa tahun terakhir Sanggar Batik Canting Buana Kreatif Padangpanjang setiap harinya cukup banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah, bukan hanya melihat dan menyaksikan batik-batik dan ecoprint yang dihasilkan Sanggar, tetapi juga diikuti belajar membatik karena bahan disediakan sanggar,” kata Widdiyanti.

Dalam catatan kita, Sanggar Canting Buana Kreatif, merupakan sedikit dari sanggar batik Sumatera Barat yang ada dan tetap berkomitmen untuk terus mengembangkan batik tuklis dan eco print dengan motif berangkat dari budaya lokal Minangkabau.
Sebagai salah satu warisan dunia versi UNESCO yang cuma ada di Indonesia, seni batik kini yang digemari masyarakat, terutama dari kalangan anak muda milenial bahkan kalangan ibu-ibu serta kaum adam menjadi ketagihan mempelajari batik dan eco print bersumber dari eksplorasi motif ragam hias Minangkabau, ujar Widdiyanti mengakhiri pembicaraannya. (Muharyadi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.