Tokoh Sumbar H.Mohammad Rani Ismael Pengusaha Tangguh “Demi Aka” Berpulang
SEMANGATNEWS.COM- Tokoh Piaman Laweh dan Pengusaha Sukses Sumatera Barat H. Mohammad Rani Ismael (Moris) yang akrab disapa Pak Rani telah meninggalkan kita semua. Beliau pulang ke Rahmatullah dengan tenang ba’da Subuh, Jumat, 29 Maret 2024. Kepergian beliau bertepatan dengan pada pertengahan bulan suci Ramadhan 1445 H yang bulan depan 20 April beliau genap usia 84 tahun. INNA LILLAHI WA INNA ILAIHIROJIUN.
Kepergian Pak Rani membuat semua sahabat beliau sontak terkejut. Sahabat, begitu pribadi Pak Rani tanpa memilih teman, tua dan muda, semua adalah teman yang akrab. Bagi wartawan 80-90 dan sampai tahun 2000 pasti mengenal beliau. Salah satu sifat familiar beliau adalah selalu memenuhi undangan baralek siapapun orangnya. Jika beliau tak sempat disuruh anaknya untuk mewakili. Begitu beliau menjaga pertemanan dalam masyarakat termasuk dengan wartawan.
Beliau pulalah yang mempopulerkan istilah “Karambie Tuo jo Karambie Mudo dipatamukan manambah santan bagalintin-pintin-pakek. Istilah ini adalah ditujukan kepada pasangan Gamawan Fauzi- Marlis Rahman saat pasangan ini mencalon sebagai Gubernur Sumbar (2005).
Sebab, pasangan ini sering dipertanyakan kenapa bukan Pak Marlis yang nomor 1 dengan usia lebih tua dan titel Profesor. Sedangkan Gamawan Fauzi, SH masih muda meskipun mumpuni di birokrat. Nah oleh Pak Rani untuk menepisnya muncullah istilah diatas.
Kepergian Pak H Rani Ismail telah memantik seorang sahabatnya sepangkat anaknya bernama H. Zul Efi Astar SH, Dt. Asa Batuah menulis sekelumit tentang sosok beliau yang beredar di grup WA Sakato. Yakni WA orang-orang pensiun Pemprov Sumbar.
Untuk itu, tanpa minta izin terlebih dahulu kepada Om Zul Efi, tulisan tersebut saya muat utuh di Media online Semangatnews.com.
***
Hampir memasuki usia ke 84 tahun pada April 2024 yang akan datang, PAK RANI pulang ke kampung halaman yang sebenarnya. Pukul 05.30 Wib subuh tadi di ICU RSUP M.DJAMIL Padang.
Sosok MOHAMAD RANI ISMAEL ( MORIS) masih terlihat guras gigih dalam mengisi kegiatan dan usaha sehari-hari.
Terakir saya bertemu pada siang ini, Sabtu 20 Maret 2021silam, saya memberi tahu kepada Pak RANI, bahwa saya sedang berada di Padang.
Seperti lazimnya, Pak RANI mengajak saya untuk bertemu dan saya sanggupi.
Dalam perbincangan di ruang kerja perusahaannya, Pak Rani yang sudah memulai terlibat dalam usaha keluarga di usia 14 , pada tahun 1954 silam.
Melihat kondisi phisiknya kini sudah sepuh tidak setangguh, bila dibanding kan dengan semangat dan kegigihan nya hari ini.
Saya sarankan agar Pak RANI memahami pemikiran Ki Hajar Dewantoro, Bapak Pendidikan Indonesia, di populerkan dalam waktu sangat panjang Oleh Presiden Soeharto di akhir tahun 70’an lalu, yaitu Tut Wuri Handayani – Ing Ngarso Sun Tulodo – Ing Madya Mangun Karso.
Saran saya tersebut langsung disahuti Beliau, ” Datuak, peran yang akan saya lakoni sampai akhir hayat nanti adalah ketiga buah pikir Ki Hajar Dewantoro tersebut. Adakalanya posisi saya di depan dan ada pula posisi di tengah serta kadang di belakang, pada prinsipnya saya ingin berarti dan bermanfaat untuk lingkungan”.
Itu penggalan pembicaraan saya dengan Pak RANI.
Sebelum berpisah, Pak RANI ISMAEL mengajak saya makan siang di Rumah Makan SELAMAT Jalan Pasar Raya yang sudah menjadi langganannya dari tahun 1960′ an silam.
Pasar Raya ini jugalah yang menjadi almamater kehidupan dan usaha DEMI AKA beliau, sampai menjadi besar dan tangguh seperti yang terlihat hari ini.
Sumatera Barat kehilangan Tokoh Minangkabau, sosok yang melaksanakan tata krama orang Minang, baik sebagai Ayah, sebagai kawan, sebagai Mamak dan sebagai pengusaha.
Saya bergaul akrab dengan Pak RANI sejak pertengahan 1989 lalu, kami menjadi warga tetap almamater beliau di Sate Laweh jalan Mohammad Rani Ismael.
Di Sate Laweh ini juga lah saya memperkenalkan sahabat Gamawan Fauzi dan Hasril Chaniago di awal 1990 lalu dan sampai hari ini sosok MORIS sudah dianggap seorang Bapak dan kawan seperuntungan.
Tentu bagi Gamawan Fauzi, pribadi Pak Rani ini punya kesan tersendiri.
Tatkala Gamawan direkomendasikan untuk jadi Bupati Solok tahun 1995 lalu, saya, Hasril Chaniago dan Pak Rani Ismael mengantarkan sampai sampai mulai dari mulai penggalangan Tokoh masyarakat terakhir membuat Posko di salah satu penginapan di Tepi danau Singkarak, berakhir saat pelantikan Gamawan jadi Bupati Solok.
Ketika Pak Rani ingin memenuhi ajakan Uda Basril Djabar untuk menuliskan perjalanan hidupnya di saat uda Basril Djabar memberi kata sambutan di perayaan hari Ulang Tahun Pak Rani tahun 2014 silam.
Berkebetulan hari lahir Pak Rani dan Uda Bas hanya berjarak satu hari, 20 dan 21 April.
Uda Bas langsung menyuruh Hasril Chaniago untuk memulai mengumpuljan bahan.
Dan saya salah satu yang diminta untuk menuliskan kesan, pandangan tentan sosok Rani Ismael ini.
Ketika buku hampir rampung, Pak Rani menelpon memberi tahu saya, bahwa rencananya buku itu akan dibeti judul RANI ISMAEL MERANGKAI PULAU SUMATERA.
Saya tanya, apa alasan dan latar belakang judul buku Pak Rani ?
Pak Rani menyahuti, saat ini sesuai dari cita pak Sutan Kasim pendiri PT. SUKA FAJAR dan PT. SUTAN KASIM kita sudah berhasil membuka cabang perusahaan di seluruh kota kota di Sumatera, itu alasan nya.
Saya memberi respons, kalau itu bukan pribadi kerja Pak Rani, tetapi kerja keras kolektif Pak Sutan Kasim, sepupu Pak Rani ZAIRIN KASIM dan MOYARDI KASIM.
Pak Rani kembali bertanya, saran Datuak apo ?
Maka saya jawab, orang akan lebih familiar dengan judul MORIS PENGUSAHA DEMI AKA.
Karena itu kekuatan Pak Rani.
Itu sekelumit kenangan bersama Mohammad Rani ismael.
Saya merasa sangat kehilangan, terkenang ketika masih berdomisili di Padang dulu, ketika hari Minggu tidak ada undangan pesta Perkawinan, Pak Rani sering mengajak jalan ke berkeliling dari satu kota ke kota lain isteri tercinta Ibu Syamsidar dan saya ikut mendampingi.
Walau hanya untuk membeli jagung rebus ke Pasa Ateh Bukittinggi ataupun hanya membeli Buah Ambacang ke Pasa Usang.
Hari ini ini, Jum’at 29 Maret 2024 bertepatan di bulan Ramadhan Sosok Demi Aka itu pulang.
Insya ALLAH husnul khotimah dan ditempatkan pada tempat yang sebaik baiknya di sorga.
Kabulkanlah YA ALLAH.
Wassallam,
Zul Evi Astar Datuak Asa Batuah.