Bukittinggi Wajib Pakai Masker, Bukan Warganya?

by -

Oleh Zulnadi/Pimred Semangatnews

Sudah masuk bulan ketiga Bukittinggi menerapkan pola hidup baru- new normal atau istilah terkini tatanan kehidupan baru.
Apakah selama itu, apa yang menjadi obsesi Walikota Ramlan yang terpilih dari jalur perorangan terentaskan dan direspon warganya?

Diketahui sejak 1 Juni 2020 Bukittinggi keluar dari penerapan PSSB setelah dua kali perlanjangan oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

Ada dua daerah yang berani keluar dari PSBB saat itu yakni Bukitinggi dan Pesisir Selatan dengan Bupatinya Hendrajoni.Namun yang kita ulas adalah kota Bukittinggi dengan sejumlah julukan itu.

Gubernur  Irwan sebelum memberikan kata final untuk dua daerah ini, meminta  Wakikota dan Bupati mempresentasikan kesiapannya sebelum masuk ke tahap new normal dengan membuka kembali aktivitas masyarakat yang sebagian besar adalah pedagang. Kaitannya adalah terbukanya kembali kehidupan pariwisata Bukittinggi.

Kita ingat, Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmartias ketika video coference dengan wartawan dengan tegas menyatakan; “meskipun kami keluar dari PSBB, namun aturan protokol kesehatan covid tetap jalan. Bahkan lebih ketat dan tegas dari pada  PSBB,” tegasnya.

Kita komit dengan protokol kesehatan tanpa kecuali, tegas Ramlan.
Jaga jarak, selalu pakai masker dan sering cuci tangan akan menjadi kebiasaan warga bukittinggi dalam kehidupan sehari harinya, Ramlan meyakinkan.

Benarkah itu menjadi kenyataan. Apakah komit Walikota Bukittinggi hanya baru dalan bentuk himbauan, seruan, slogan , spanduk dan baliho.

Sudah masuk 3 bulan kota Bukittinggi menjalani kehidupan baru- new normal, adaptasi kebiasaan baru.

Apakah keinginan Walikota Ramlan sudah  direspon baik oleh warganya. Utamanya oleh para pedagang dan pelaku wisata termasuk warga pendatang.?

Mari kita lihat kenyataan di lapangan. Penulis yang sejak Sabtu dan Minggu (8-9 Agustus 2020) mengamati sejumlah tempat.  Lokasi Jam Gadang dengan pasar atasnya. Pasa lereng dengan pedagang di kiri – kanan, nyaris tidak ditemukan pedagang  itu memakai masker.

Apalagi apa yang disebut jaga jarak. Kerumunan antara penjual dan pembeli sudah menggambarkan tidak ada persoalan dengan virus covid 19  di kota yang berhawa sejuk ini. Mereka sepertinya sudah melupakan bahaya virus pandemi yang menggoncang dunia.

Pasar Aur Kuning adalah pasar grosir yang boleh dikatakan pasar antar provinsi di Sumatera.

Pasar ini dikunjungi banyak pedagang dari luar Sumbar. Sebut saja dari Jambi, Pekanbaru, Bengkulu, Palembang bahkan Medan dan Aceh.

Disinipun tidak nampak para pedagang mematuhi komitmen Walikota . Tak satupun kelihatan penggalas (pedagang)  memakai masker.

Alasan mereka macam macam. Ada yang mengatakan sasak angok(sesak nafas) bila pakai masker terus.  Intinya mereka sangat abai dengan protokol kesehatan.

Pagi minggu, 9 Agustus 2020 Pasar Aur Kuning ini belum terlihat ramai. Banyak pedagang dari pada pengunjung.

Namun yang perlu kita berikan acungan jempol adanya seorang petugas yang dengan ikhlas terus mengumumkan, agar para pengunjung dan pedagang selalu pakai masker.

Kecuali petugas, spanduk besarpun terpajang dengan kalimat;”Bukittinggi Wajib Pakai Masker” yang di pojok atas ada gambar Walikota Bukittinggi.

Spanduk ini sangat mudah ditemukan di berbagai pusat keramaian di Bukittinggi kota Perjuangan ini.  Tapi anehnya warga tidak merespon dengan baik.

Masri yang mengakui dari Kementerian Perhubungan bertugas di terminal Aur Kuning telah berbuih mulutnya, menyeru dan mengajak masyarakat selalu pakai masker.

“Kita hanya menyeru pak”. Kalau mereka tak mau juga tidak ada sanksi. Ya kita pulangkan saja kepada hati nurani mereka masing masing”, ujarnya kepada penulis yang sekali lagi mengatakan dirinya dari kementerian bukan dari unsur Pemko Bukittinggi.

Menanggapi semua pedagang tak pakai Masker.
Masri menjawab, itu bukan gawe kita lagi pak. Pemko kan juga ada aparatnya. Soal tindak menindak adalah tugas tim gugus tugas covid 19 kota Bukittinggi.

Itulah kondisi kota Bukittinggi dengan slogan baru dari kehidupan baru “Bukittinggi Kawasan Wajib Pakai Masker”.

Mungkin saja warga dengan slogan itu bisa berkilah bahwa yang wajib pakai masker adalah BUKITTINGGI, bukan warga.He he..**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.