Di Hari Pahlawan, Patung Potret, Relief Perjalanan dan Perjuangan Bung Hatta serta Monumen Garuda Pramuka Karya Maestro Urang Awak Yusman Diresmikan di Padang

by -
PJ Wako Padang, Andree Algamar dan Plt Gubernur Sumbar, Audi Joinaldi didampingi Yusman saat meninjau Potret dan Relief Bung Hatta -- Foto : Muharyadi –
PJ Wako Padang, Andree Algamar dan Plt Gubernur Sumbar, Audi Joinaldi didampingi Yusman saat meninjau Potret dan Relief Bung Hatta -- Foto : Muharyadi –

PADANG, SEMANGATNEWS.COM – Hari pahlawan, Minggu 10 November 2024 tiga karya seni kelompok patung berupa potret dan relief perjalanan dan perjuangan proklamator RI, Bung Hatta di SMP Negeri 1 Padang Jalan Jend, Sudirman No. 3 dan patung Garuda Pramuka di parapatan Jalan Ratulangi berhadapan dengan RRI Padang berbahan perunggu karya maestro pematung Yusman diresmikan PJ Wali Kota Padang, Andree Algamar dan Plt Gubernur Sumbar Audy Joinaldy di Padang.

Andree Algamar dalam peresemian ketiga karya menyebutkan, patung potret dan relief perjalanan dan perjuangan Bung Hatta dibangun di SMPN 1 Padang mengingat di sekolah ini dulunya proklamator pernah menngikuti pendidikan disini.

Patung Potret Bung Hatta karya Maestro Pematung Yusman – Foto : Muharyadi –
Patung Potret Bung Hatta karya Maestro Pematung Yusman – Foto : Muharyadi –

Karena itu hadirnya patung potret dan relief perjalanan dan perjuangan Bung Hatta bukan sekedar dijadikan pajangan semata, melainkan dapat menjadi simbol dan pengingat bagi masyarakat apalagi generasi muda saat dapat menjadikan semangat dan prinsip-prinsip Bung Hatta sebagai teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Meskipun Bung Hatta kini telah tiada, namun perjalanan dan semangat perjuangannya semasa hidupnya bahkan hingga kini tetap relevan bagi masyarakat hingga generasi masa saat ini,” ujar Andre Algamar.

Plt Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, pematung Yusman dan Pj Wali Kota Padang, Andree Algamar di Monumen Garuda Pramuka – Foto : Muharyadi --
Plt Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, pematung Yusman dan Pj Wali Kota Padang, Andree Algamar di Monumen Garuda Pramuka – Foto : Muharyadi —

Plt Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, dalam peresmian ketiga karya seni itu menyebutkan, menjadi kebanggaan bagi kota Padang khususnya dan Sumatera Barat umumnya bahwa ketiga kelompok karya seni ini merupakan refresentasi nilai-nilai dan semangat perjuangan yang pernah lahir dan berasal dari Sumatera Barat.

Saat Audy Joinaldy berada di Sulawesi Selatan, ia melalui sejarah telah mengenal Sultan Hasanuddin sebagai salah satu pahlawan nasional. Di Sumatera Barat juga terdapat Bung Hatta dengan ketokohan dan keteIadanannya sebagai proklamator dan bapak bangsa bersama Sutan Syahrir, Syafruddin Prawira Negara dan lainnya, ujar Audy disambut tepuk tangan meriah undangan yang hadir.

Karya Yusman Memiliki Keunikan Tersendiri

Maestro Pematung Nasional Yusman dalam pemaparannya di hadapan Plt Gubernur Sumbar Audy Joinaldy dan Pj Wali Kota Pafang, Andree Algamar dan undangan yang hadir memaparkan patung potret dan relief Bung Hatta yang dikerjakannya untuk kota Padang, merupakan warisan budaya leluhur yang mencerminkan identitas dan kekayaan nilai nilai dan semangat perjuangan secara visual.

Melalui potret dan relief perjalanan dan perjuangan Bung Hatta yang tampil di SMP Negeri 1 Padang terletak di jalan utama pula, maka publik dan generasi penerus saat ini dan berikutnya dapat mengenali dan meresapi nilai-nilai semangat perjuangan dan kearifan masyarakat masa lampau dengan ketokohan dan keteledanannya.

Yusman menyebutkan, relief menjadi wadah untuk mengilustrasikan dan menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan menggunakan seni ini, sejarah dapat diabadikan dalam bentuk visual yang dapat dipahami dan diapresiasi oleh generasi berikutnya.

Di SMP Negeri 1 Padang ini yang dulunya pernah melahirkan selain proklamator Bung Hatta juga mantan Perdana Menteri Indonesia, Mohammad Natsir, Burhanuddin Harahap hingga mantan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno,

Selain patung potret dan relief Bung Hatta, monumen Garuda Pramuka yang digarapnya di kota Padang menggambarkan “orang muda yang suka berkarya” sebagaimana tercantum dalam UU Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang bertujuan membentuk setiap anggota Pramuka memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidupm ujar Yusman memberi ilustrasi.

Yusman menyebutkan patung potret Bung Hatta di SMP Negeri 1 Padang setinggi 205 cm (pustek dan patungnya) merupakan karya karya masterpice dan sangat detail serta berkarakter sesungguhnya yang pernah dikerjakan.

Saya merasa terhormat dan bangga dapat berkontribusi untuk daerah saya Sumatera Barat. di Sumbar terdapat tiga karya saya berbahan perunggu yakni Monumen Bung Hatta di Universitas Bung Hatta (2002) dan Patung Muhammad Yamin di Sawahlunto (2016). Karena itu apa yang di bangun Pemerintah Kota Padang ini, dapat memperkaya ruang publik dengan karya patung dan relief bernilai sejarah dan perjuangan.

Dalam catatan kita, Yusman salah seorang seniman “urang awak” memiliki keunikan tersendiri, pematung dengan gaya realis dan lebih banyak fokus pada sosok tokoh memiliki sejarah kepahlawanan, perjuangan, patriotisme, nasionalisme dalam bentuk monumenm relief dan lainnya.

Saat era Presiden Soeharto ia telah membuat karya monumental berupa Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat dan karya karya monumennya telah 17 kali diresmikan dari Presiden Soeharto, Megawati Soekarnoputri, Presdien Susilo Bambang Yudhoyono hingga Presiden Joko Widodo.

Ia pun telah meraih 3 penghargaran rekor MURI untuk karya seni monumental yang ia buat. Salah satu yang paling fenomenal adalah pada tahun 2014, Yusman dipercaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat patung 6 (enam) presiden RI di Istana Bogor yang dikerjakan di akhir jabatan Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono(2014) itu merupakan karya yang terbilang besar sebagai karya monumental berobyekan Presiden Soekarno, Suharto, BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono yang setiap ruang dan waktu disaksikan publik di tanah air dan tamu-tamu negara. (muharyadi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.